Baca Juga
CeritaDewasa - Kejadian ini saat aku belum menikah dan masih bekerja di perusahaan distribusi makanan. Aku saat itu menjadi Chief Account Officer dan salah seorang stafku yang baru bekerja 4 bulan namanya Inge, dia seorang sarjana ekonomi yang baru setahun lulusnya umurnya masih 23 tahun. Dulu saat pertama kali masuk kantor kulihat sering diantar dan dijemput pakai motor oleh pacarnya, tetapi sudah ada seminggu terakhir Inge selalu mengendarai motor sendiri. Memang Inge berwajah manis, hanya sayang kurang tinggi sedikit.
Yang menarik buat lelaki semacam saya adalah bibirnya yang selalu kelihatan basah terus karena lidahnya sering dipakai membasahi bibirnya dan selain itu model rambutnya yang pakai gaya sedikit yang terurai di dekat telinga dan diberi jelly hingga kelihatan basah. Juga yang kelihatan sensual adalah cara berpakaiannya karena Inge selalu pakai baju atau kaos yang agak ketat sehingga perutnya kelihatan ramping dan buah dadanya terlihat agak menonjol. Memang buah dadanya sendiri tak terlalu besar tetapi cukup bagus bila pakai baju atau kaos yang ketat.
Suatu saat aku tegur dia,
Inge, kenapa sekarang kamu naik motor sendiri?
Yaahh, yang antarin sudah nggak ada, sahutnya.
Masak iya, kemana pacarmu itu? tanyaku.
Aach, nggak tahu pergi kemana dia, biarin saja, jawabnya dengan nada kesal.
Beberapa hari kemudian, saat makan siang, aku melewati kamarnya, kebetulan cuma Inge seorang diri dan sedang makan, rupanya yang lain makan keluar, segera kumasuk dan duduk di depan mejanya. Makan sendirian saja?
Iya Pak, sahutnya. Sambil makan, Inge melihatlihat iklan bioskop di koran. Tibatiba Inge berbicara,
Waah, film Mandarin ini bagus Pak, Inge kepingin nonton tapi nggak ada teman sekarang.
Kalau memang nggak ada teman nanti saya temani kataku.
Ah, Bapak bisa saja, nanti pacar Bapak marah lho! sahutnya.
Yaa, jangan sampai ketahuan dong, sekalikali kan nggak apaapa, kataku.
Kalau sungguh, kapan Bapak bisanya? asal jangan yang malammalam, paling lambat yang pukul 7.00 malam, jelas Inge.
Besok malam? Pokoknya jangan Sabtu dan Minggu malam itu acara Bapak sudah patent kataku.
Kalau gitu besok malam ya Pak?
Boleh, Bapak jemput jam berapa?
Inge sampai kost jam 5 sore, lalu mandi dulu, jadi kirakira pukul 6 sore ya!
Oke, sahutku.
Besok sorenya setelah saya pulang ke kost dan mandi lalu siap ke kostnya Inge. Sampai di sana ternyata Inge belum selesai hingga kutunggu beberapa menit, kemudian kita langsung berangkat. Karena baru pukul 6.10 padahal filmnya mulai pukul 7, maka kita putarputar kota dulu. Dalam mobil aku bilang dengan Inge kalau lagi nggak dinas begini jangan panggil aku Pak, sebab umur kami paling hanya berbeda 7 tahun, aku jadi nggak enak dong. Akhirnya setelah putarputar kita langsung ke bioskop dan beli tiket lalu masuk, aku memang sengaja minta tempat duduk yang di pinggir. Rupanya filmya kurang bagus, sebab sampai saat mulai penontonnya hanya sedikit.
Memang artisartis yang main seksiseksi, apalagi film Mandarin terhitung banyak yang berani juga actionnya. Kalau pas adegan yang hot Inge tibatiba memegang tanganku, suatu saat kalau adegan panas sebelum tangannya Inge yang beraksi kupegang dulu telapak tangannya eraterat.
Walaupun adegan panas sudah berlalu tangannya tetap kupegang terus dan perlahanlahan tangannya kuletakkan di atas pahanya. Ketika Inge masih diam saja atas aksi ini, maka jarijariku kupakai untuk mengutikutik pahanya yang sudah terbuka karena roknya yang agak pendek itu naik kalau buat duduk. Beberapa menit hal itu kulakukan dan Inge pun masih diam, lalu tangannya kutarik ke paha lebih atas sekaligus untuk menyingkap roknya supaya naik ke pangkal paha.
Setelah kulihat roknya menyingkap sampai hampir pangkal pahanya sehingga paha yang mulus itu terlihat remangremang dengan penerangan cahaya dari film saja. Aku purapura diam sebentar, kebetulan ada adegan panas lagi dan tanganku segera memegang pahanya dan tangan Inge memegang bagian atas tanganku. Kupikir Inge akan melarang kegiatan tanganku itu, tetapi tangannya hanya ditumpangkan saja di tanganku. Kuberanikan lagi operasi ini, tanganku kuusapkan ke pahanya dari atas lutut sampai ke atas dekat pangkal pahanya. Sudah ada 5 menit aku melakukan ini bergantian paha kanan dan kiri, tapi Inge tetap diam hingga nafasku yang mulai memburu.
Akhirnya kuberanikan tanganku untuk mengusap pahanya sampai ke selakangannya hingga menyentuh CDnya dan bagian kemaluannya kugelitik dengan 2 jariku. Saat itu Inge kelihatan mendesah sambil membetulkan duduknya. Kugelitik terus clitorisnya dengan jari dan kadangkadang jariku kumasukkan ke dalam lubang vaginanya, ternyata lubangnya sudah basah juga.
Belum beberapa lama, Inge menggeliat duduknya dan bilang, Oom, Jangan digitukan nanti basah semua vagina Inge juga CDnya, sebab Inge punya banyak keluarnya. Lalu tanganku kutarik dan kupindahkan ke pahanya saja.
Aku bisiki, Nanti lain kali saja sambil santai di hotel ya?.
Inge mengangguk dan berkata, Kirakira minggu depan saja sebab kalau sering pergi malam nanti nggak enak dengan tante kost.
Setelah film selesai sambil jalan keluar, kurangkul pundaknya dan Inge pun memegang pinggangku sambil kepalanya disandarkan ke bahuku. Kuajak Inge makan malam sekalian sambil ngobrol macammacam. Aku bertanya,
Inge, biasanya kamu diajak pacarmu santai di mana??
Yaah,kadangkadang di hotel P atau Hotel NP di atas Candi kadangkadang juga di Hotel R di bawah kalau malas jauhjauh. Dengan jawaban Inge itu, aku sudah dapat mengambil kesimpulan bahwa Inge saat ini sudah bukan perawan lagi, jadi aku berani untuk mengajaknya ke hotel minggu depan.
Selesai makan kuantarkan Inge pulang, sebelum turun mobil kupeluk dia dan dia pun membalasnya dengan merangkul leherku kuatkuat untuk menerima ciuman dan kecupankecupan pada bibirnya dan selesai itu dengan sedikit teknik tanganku menyambar dan memijit buah dadanya. Acch.. nakal ya Oom? katanya, dan Bye bye. Pada keesokan harinya saya bertemu Inge di kantor dan kita bersikap biasabiasa saja sehingga tak ada teman yang curiga kalau kita telah pacaran semalam. Saat kutanya kenapa sang pacar tak mengantar lagi, Inge bilang kalau pacarnya sekarang lagi renggang walaupun belum putus 100 % karena pacarnya yang SH itu dan bekerja sebagai salesman electronic itu belakangan suka tersinggung tanpa sebab yang jelas. Mungkin iri atau malu karena Inge dapat kerjaan dengan gaji yang semetara ini lebih besar dari padanya.
Suatu siang di hari Rabu seminggu setelah kita menonton, kebetulan Inge datang ke kamarku dengan membawa laporanlaporan yang kuharus tanda tangani. Inge bertanya,
Pak, nanti malam Bapak ada waktu?
Kenapa? tanyaku purapura sebab dalam hatiku saatsaat inilah yang kunantikan.
Kalau Bapak ada waktu, Inge kepingin makan di luar tapi kok nggak ada teman, sahutnya.
Oke, kalau Inge yang ngajak saya bersedia. Jam 6 sore seperti minggu lalu saya datang ke kost, ya Inge? kataku.
Terima kasih ya Pak.
Sore itu aku cepatcepat pulang dan segera mandi. Jam 5.30 sore aku siap berangkat ke kost Inge, karena terlalu pagi Inge belum siap dan kutunggu di ruang tamu. Baru kirakira 10 menit kemudian Inge keluar. Aku sempat terpesona beberapa saat, karena Inge yang saya tahu biasanya memakai rok agak mini dengan baju atau kaos pendek perutnya dan agak ketat. Kali ini tampil dengan memakai gaun panjang warna ungu dengan belahan yang agak tinggi di bagian paha sebelah kirinya, sehingga kalau jalan pahanya yang kiri dan putih bersih itu kelihatan dengan jelas dan bagian dalam pahanya kanan juga tampak samarsamar.
Ceeek. ceekkk. ceeekkk, komentarku. Inge bahkan tersenyum manis dan kemudian memutar tubuhnya dan bagian punggungnya terbuka lebar sampai ke bawah dengan model huruf V sampai di atas pinggulnya. Aku yakin sekali kalau Inge pasti tidak pakai bra sekarang. Tanpa duduk, Inge langsung mengajak berangkat. kurangkul pinggangnya, Inge jadi agak kikuk takut kalau tante kostnya tahu. Begitu masuk mobil kuminta untuk mengecup dulu bibirnya yang merah merekah dan basah terus itu, sambil punggungnya yang terbuka itu kuusapusap dan ternyata dugaanku benar saat dadanya kutekan eraterat ke dadaku terasa gumpalan daging yang kenyal dengan nama payudara tanpa terlindungi spons BH menempel di dadaku. Denyut jantungku langsung berdetak cepat. Kemudian mobil mulai kujalankan dan tangan Inge diletakkan di atas paha kiriku sambil kadangkadang memijit pahaku.
Mau makan kemana Inge?
Terserah Bapak, katanya.
Memang Inge tetap tak mau panggil aku dengan sebutan lain, ia pilih dengan Pak karena takut salah ngomong kalau di kantor nanti.
Kalau makan sate kambing apakah Inge suka? tanyaku.
Mau Pak, malah sebenarnya Inge sudah lama tak pernah makan itu karena pacar Inge tak suka daging kambing, katanya.
Akhirnya kita ke rumah makan sate kambing. Saat turun dari mobil dan masuk ke rumah makan sekarang ganti Inge yang selalu merangkul pingganku. Inge duduk di sebelah kananku. memang kuatur demikan supaya tangan kananku bisa dekat dengan paha kirinya yang terbuka sampai ke atas untuk kurabaraba.
Memang kali ini Inge berbeda dengan waktu nonton film, kali ini Inge tampak ceria dan manja. Saat duduk makan Inge duduknya merapatkan tubuhnya ke tubuhku serta tangannya memegang pahaku. Tanganku sebelum beraksi di pahanya kupakai untuk mengusapusap punggungnya yang terbuka.
Untuk saat itu rumah makan masih sepi pengunjung,jadi aku agak bebas berkarya. Setelah puas meraba punggungnya tanganku kususupkan ke dalam roknya ke daerah pinggang dan turun di sana tanganku meraba CDnya.
Kemudian tanganku bergerak ke atas dan menyusup ke bawah ketiaknya dan menuju ke samping depan sehingga ujung jariku dapat menyentuh samping payudaranya yang benarbenar masih kenyal. Pekerjaan tanganku berhenti saat pelayan membawa makanan ke meja kami. Saat makan tanganku kadang mulai meraba pahanya kiri yang terbuka itu.
Inge betulbetul penuh pengertian saat tangan kananku sibuk meraba pahanya, ia yang menyuapkan nasi ke mulutku hingga tanganku diberi keleluasaan untuk bermain di pahanya dan sampai vaginanya pun kurabaraba dengan penuh kemesraan. Kadangkadang tangan kananku kupakai untuk menyendok makanan lagi, tapi lebih sering kupakai untuk berkarya di paha dan lubang vaginanya sedang Inge yang terus dengan kasih sayangnya menyuapiku dengan makanan sampai suatu saat Inge mendesah dan memegang tanganku yang berkarya eraterat seraya berkata, Pak, karya tangan Bapak benarbenar hebat bisa membuat Inge basah.
Lalu kuraba vaginanya ternyata CDnya juga sudah basah apalagi lubang vaginanya, ujung jarjariku kumasukkan ke lubangnya untuk bisa mengkait lendir yang menempel di bibir vaginanya, ternyata usahaku itu berhasil juga. Kulihat ada lendir kental mirip cendol menempel di ujung telunjukku, segera kujilati lendir itu dan kutelan bersama makanan yang disuapkan oleh Inge. Aku betulbetul merasa hot makan daging kambing dicampur lendir Inge, kurebahkan kepalaku ke kepalanya Inge sambil berbisik, Inge sayang, saya menyayangimu. Inge menjawab, Pak, sebentar lagi Inge menjadi kepunyaan Bapak seluruhnya, Inge akan memberikan segalanya yang terbaik untuk Bapak nanti. Percayalah! sambil mencium pipiku.
Selesai makan, kita langsung menuju Hotel CB di kota atas yang banyak pemandangannya walaupun itu hotel kuno. Kita langsung check in. Inge tetap manja, jalan sambil merangkul pinggangku dengan badannya disandarkan ke tubuhku. Pintu kamar segera kukunci setelah pelayan menyiapkan air minum, sabun dan handuk.
Inge ganti kupeluk dan ia pun merangkul leherku eraterat hingga permainan ciuman mulut, bibir dan lidah berlangsung dengan hangatnya dan penuh kemesraan. Karena saat aku menciumnya, kukecup dalamdalam bibirnya dengan penuh perasaan hingga Inge bukan merasakan kenikmatan saja tetapi juga merasakan kasih sayangku. Setelah berciuman dengan mesranya untuk beberapa saat, maka tanganku kupakai untuk meraba punggungnya yang terbuka, kurasakan tubuh Inge cukup hangat lalu kupegang rok bagian kedua pundaknya dan kutarik ke depan, Inge pun membantu dengan meluruskan tangannya ke depan sehingga roknya bagian atas langsung lepas dan payudaranya yang masih kenyal dan hangat kalau diraba itu terlihat dengan jelas di depan mataku ditambah putingnya yang kelihatan mulai membesar dan tegang dengan warna merah padma membuatku terpesona.
Walaupun aku sudah sering menelanjangi dan meniduri pacarku di hotel, tetapi bentuk tubuhnya yang berbeda itu mempunyai daya rangsang yang tersendiri. Hanya karena kebiasaan yang sudah sering melihat pacarku dalam keadaan telanjang bulat itu yang bisa membuat aku mengendalikan emosi dan gelora nafsu mudaku. Roknya terus kutarik ke bawah sehingga terlepas semua kemudian kuambil dan kutaruh di atas meja dan Inge kuangkat untuk kutidurkan di ranjang dengan masih memakai CD saja. Tapi CDnya pun kulorot untuk dilepas dan vaginanya yang seperti bukit kecil itu tertutup oleh rambut yang cukup lebat.
Aku kemudian melepas TShirtku dan celana panjang serta CDku sambil memandangi tubuh Inge yang telentang di ranjang dengan pose yang menggiurkan ditambah lidahnya yang sering membasahi bibirnya itu. Kudekati Inge kemudian kuciumi seluruh wajahnya dengan tangan menjelajahi seluruh daerah dadanya termasuk lembah dan bukit maupun puncak payudaranya sampai ke pusarnya dan perut bagian bawah. Setelah ciumanku berpindah ke bagian dadanya terutama bukitbukit payudaranya, tanganku mulai beraksi di sekitar vaginanya serta pahanya serta sekalikali rambut bawahnya kutarik pelanpelan sambil jari tengahku menggelitik clitorisnya yang mulai nongol.
Lalu kuciumi terus perutnya bawah sampai rambut kemaluannya dan daerah sekitar vaginanya dan pahanya serta tanganku terus mengusap dan memijit betis serta telapak kakinya.
Ciumanku terus ke lututnya, kemudian ke betis, tumit kaki lalu telapak kakinya sampai jarijari kakinya pun kuhisap satu persatu semua baru aku balik naik menghisap daerah selakangannya dengan membuka lebarlebar pahanya lalu daerah antara anus dan vagina itu kucium dan kukecup serta kujilati sehingga Inge mendesah kenikmatan dan terasa ada cairan lendir yang menyemprot keluar dari lubang vaginanya. Setelah kulihat benar terlihat dari lubangnya vagina mengalir keluar cairan lendir dengan bau khusus.
Langsung kucucup lubangnya dan kusedot kuatkuat hingga sruuuuttt lendirnya masuk ke dalam mulutku dan kugelitik terus selangkangannya supaya cairan nya keluar lagi lebih banyak dan kusedot terus dan ternyata benar Inge masih mengeluarkan lendirnya yang masuk kemulutku. Rasanya asin2, asem dengan bau khas seperti juga milik pacarku, aku memang jadi semangat dengan minum lendirnya.
Langsung saja Inge kuajak main dengan pose 69, aku segera naik ke atas tubuhnya dan penisku kupaskan dihadapan mulut Inge supaya mudah ia untuk mempermainkan penisku dengan lidah dan mulutnya sedang aku sendiri segera menyingkap rambut kemaluannya yang rimbun itu untuk menjilati clitorisnya. Lalu kugigitgigit dan kutariktarik juga clitorisnya dengan bibirku. Inge tampak terangsang sekali dengan permainan mulutku di daerah vaginanya, apalagi pahanya sekarang kubuka lebarlebar dan selangkangannya antara anus dan vaginanya kugosok terus dengan jarijariku dan kadangkadang kujilati.
Begitu clitorisnya kugetarkan dengan ujung lidahku yang bergerak begitu cepat (seperti lidah cecak katanya pacarku) hanya semenit saja Inge sudah berontak dengan kakinya dan pantatnya digerakan kesana kemari kemudian mengaduh, Aduuuuh Pak, Inge nggak tahan sudah keluar dan lemas Pak. Saat itu terasa lendirnya menyemprot dan mengenai hidungku, segera kucucup lagi lubang vaginanya untuk kusedot semua lendirnya yang sudah keluar di lubang vaginanya. Aku merasakan kenikmatan juga dari semprotan lendirnya itu dan vaginanya jadi basah semua.
Aku sekarang membelai rambutnya dan mengusap keringat yang banyak dikeningnya serta bertanya,
Inge sayang, apakah Inge sudah capai?
Belum Pak, Inge cuma lemas saja karena tak kuat menahan kenikmatan yang luar biasa dari permainan lidah Bapak tadi, rasanya sampai ujung rambut dan ujung kaki Pak sahutnya.
Kalau begitu kita main lagi ya? kataku.
Inge mengganggukan kepala. Lalu aku naik lagi ketubuhnya dan kumasukkan penisku pelanpelan ke lubang vaginanya, kemudian kutarik keluar lagi pelanpelan setelah masuk keluar ini lancar berulangulang lalu penisku langsung kubenamkan seluruhnya ke dalam vaginanya, sampai Inge menghela napas panjang menahan sakit dan nikmatnya karena katanya masuknya terlalu dalam.
Setelah itu kugerakan pantatku memutar searah jarum jam sehingga Inge menjerit kenikmatan terus karena clitorisnya tergesek oleh rambut kemaluanku dan dinding dalam vaginanya tergesek oleh batang penisku yang mengeras sehingga ia berbisik, Aduuuh Pak, nikmat rasanya luar biasa. Aku mau orgasme Pak. Mendengar itu aku langsung menciumi payudaranya yang sebelah kiri, karena Inge bilang lebih sensitive dari pada yang kanan dan putingnya langsung kugetarkan lagi dengan ujung lidahku. Tanpa basa basi lagi hanya beberapa detik terasa vaginanya mencengkeram penisku dan berdenyutdenyut serta ada lendir hangat yang menyiram penisku. Inge sudah klimaks, ia tampak terkulai lemas.
Capai Inge, sayang? tanyaku.
Iya Pak sahutnya lirih manja.
Tolong Inge diberi air maninya Pak pintanya.
Sekarang? tanyaku.
Iya Pak.
Tahan sebentar lagi iya, nanti aku semprotkan.
Lalu aku mengkonsentrasikan segenap pikiranku pada segala keindahan tubuh Inge yang sedang kunaiki ini dan tingkah polanya yang merangsang sambil memandang bibirnya yang merah basah merangsang. Kugenjot terus gerakan penisku naik turun dan semakin lama semakin cepat sampai Inge menggeliat, menggelinjang tak karuan sambil menarik lepas sprei dan meremasremasnya dan akhirnya, crruuuutttt cruuuuuttttt crrruuuutt, maniku menyemprot kedalam vaginanya sambil kutekan terus penisku dalamdalam ke vaginanya.
Sssseeetttt. aacccchh, Inge merasakan kehangatan yang luar biasa dari air mani Bapak.
Dan Inge pun orgasme lagi karena penisku merasakan vaginanya berdenyutdenyut lagi. Setelah beberapa menit kita istirahat dengan tidur bertindihan sambil berpelukan, kita bangun tidak terasa jam telah menunjukkan pk 9.30. Karena sudah agak malam Inge cepatcepat bangun dan mengambil handuk yang dibasahi lalu membersihkan penisku dan kemudian vaginanya. Kita tak cuci karena makan waktu lama.
Segera Inge memakai roknya lagi, demikian juga aku. Sedang CDnya dilipat dan dimasukkan ke dompetnya karena masih basah kena lendir saat kugosok clitorisnya di rumah makan tadi. Dalam perjalanan pulang Inge sempat bertanya,
Bapak jadi kawin kapan?
Iya masih 23 tahun lagi, tunggu pacarku selesai kuliah, sahutku.
Kenapa? tanyaku. Inge merebahkan kepalanya ke bahuku sambil berkata,
Inge tak akan kawin dulu kok tunggu kalau mungkin ada mukjizat.
Maksud Inge? tanyaku.
Siapa tahu suatu saat Inge dapat kabar gembira dari Bapak. Sebab Inge malam ini benarbenar merasakan kenikmatan yang hebat dari Bapak dan lebih dari itu Inge merasakan Bapak meniduri Inge dengan penuh kasih dan kemesraan yang layaknya suami istri yang dipenuhi rasa cinta. Kapankapan Inge boleh merasakan lagi ya Pak?
Kapan saja Inge kangen saya bersedia, tapi Inge harus benarbenar atur waktunya jangan sampai Inge hamil yaa! pesanku.
Saat mobil sampai di rumah kost, Inge tak segera turun ia malah merangkul leherku dan ditariknya aku, lalu diciuminya seluruh wajahku dengan penuh perasaan hatinya dan terlihat matanya memerah dan berkacakaca. Aku jadi terenyuh dibuatnya, kubelai rambutnya dan kuusap matanya yang berair lalu kubisiki, Inge jangan sedih, kan tiap hari kita masih bertemu. Inge malam ini capai nanti langsung istirahat ya, jangan melamun macammacam ya sayang? pesanku sambil kubelai sayang dari rambutnya pipinya terus payudaranya sampai pahanya yang terbuka itu, baru Inge mau turun dengan senyum kecil.
Esok harinya di kantor pagipagi saat kupanggil Inge untuk memberikan tugas, ia masuk ke kamarku dengan senyumsenyum manja, setelah kujelaskan tugastugas yang harus dikerjakan kutanya kenapa kok senyumsenyum. Inge menjawab sambil mendekat ke sisiku, Pak, air maninya semalam baru keluar tadi saat Inge duduk di kantor, sekarang CD Inge jadi basah. Karena Inge sudah mendekat tandanya minta untuk dibuktikan, maka kuraba melalui bawah roknya dan benar CD bagian vaginanya basah juga selasela pahanya basah agak licin dan ternyata baunya memang seperti maniku. Aku bilang, Inge kamu cuci dulu sana ya. Inge menggelengkan kepalanya dan berkata, Biarin saja Pak, Inge toch nggak punya CD lagi di kantor malah nggak enak kalau dilepas CDnya, sampai nanti sore juga tak apaapa malah nanti siang mungkin sudah kering sendiri. Lalu tanganku digenggam eraterat dan memandang tajam penuh arti dan berkata,
Kapan Bapak mau memberikan kemesraan dan kepuasan lagi pada Inge?
Kapan saja terserah Inge, kataku.
Semenjak itu aku sering diajak kencan hampir tiap minggu sekali dan setelah pacarnya baik kembali hubungannya, hubungan seks tetap berlangsung terus kirakira tiap bulan sekali sambil ceritacerita apa saja yang dilakukan suaminya padanya. Sampai sekarang sudah hampir sepuluh tahun berlalu dan aku sudah pindah kerja di bank, sedang Inge menggantikan jabatanku dan kami masingmasing telah berkelarga dan punya anak, tapi hubungan intim itu masih tetap berlangsung di siang hari saat jam makan siang, hanya frekuensinya jauh berkurang kirakira 34 bulan sekali. Tapi justru karena waktu yang lama itu menyebabkan tiap kali hubungan intim itu tambah mesra saja dan bukan menjadi kebosanan.