
Aku selalu di rumah membantu ibu dalam urusan rumah tangga. Aku jarang keluar. Sampai saat ini aku belum mempunyai kekasih karena ada suatu hal yang akan aku ceritakan sekarang ini. Keluargaku tidak ada masalah dalam hal ekonomi.
Ekonomi kami cukup walau tidak bisa lebih. Hanya saja ada satu hal yang sangat membebani perasaanku saat ini. Kurang lebih 5 bulan yang lalu awal dari beban perasaanku ini dimulai..
Waktu itu, 5 April 2004 pagi hari, ayah dan ibu serta Yoga sudah pergi kerja. Hanya Irawan dan aku yang ada di rumah. Irawan masih tiduran di kamarnya walau sudah bangun. Aku sendiri sedang menyapu di tengah rumah. Kulihat Irawan bangkit dari ranjangnya dan segera keluar dari kamar.
"Masih ada makanan, tidak?" tanya sambil lewat.
Tak kusangka tangan Irawan tiba-tiba meremas pantatku dari samping sambil lewat.
"Ihh.. Kamu ngapain sih!" aku membentak.

"Hei! Lepaskan aku!" aku berteriak sambil meronta.
Tapi Irawan malah sengaja meremas buah dadaku dan menciumi leher dan tengkuk aku. Aku terus meronta, tapi pelukan Irawan makin kuat.
"Diamlah, Des.. Sebentar saja," bisik Irawan di telingaku sambil tangannya tetap meremas buah dadaku.
Entah kenapa aku jadi lemah meronta. Malah aku rasakan ada perasaan aneh yang menjalari tubuhku. Antara mau dan tidak, aku biarkan tangan Irawan meremas buah dadaku. Bahkan ketika Irawan menyingkap dasterku dan tangannya masuk ke celana dalamku, aku biarkan tangannya meraba dan menelusuri belahan memekku.
"Mmhh..." aku mendesah dengan mata terpejam.
"Ke kamar, yuk?" bisik Irawan tak lama kemudian.
Aku hanya bisa mengangguk. Irawan lalu menarik tanganku ke kamarnya. Di dalam kamar, Irawan dengan terburu-buru melepas semua pakaian yang melekat di tubuhku. Nafasnya terdengar cepat.

Irawan menghampiri, lalu mengecup bibirku. Aku langsung membalas ciumannya dengan hangat. Tangan Irawan kembali bermain dan meremas buah dadaku. Kontolnya sesekali menyentuh memekku sehingga membuat darahku selalu berdesir.
"Ohh.. Ohh..." desahku ketika jari tangan Irawan menyentuh memek dan menggosok-gosok belahan memekku. Aku sendiri langsung menggenggam kontol Irawan dan meremasnya pelan.
"Mmhh..." desah Irawan sambil menggerakkan pinggulnya.
"Isepin kontol aku, Des..." pinta Irawan berbisik.
"Tidak mau ah, jijik..." kataku sambil terus mengocok kontol Irawan.
"Ya sudah, masukkin langsung saja," kata Irawan sambil menarik tubuhku ke atas ranjang.
![Saki Yanase [ENFD-4190]](https://images.sex.com/images/pinporn/2019/02/01/300/20626098.gif)
"Aww! Pelan dong, Ky..." jeritku pelan.
"Susah masuk nih..." kata Irawan sambil terus berusaha memasukkan kontolnya ke memekku.
"Aku masih perawan, Ky..." bisikku.
Irawan tak menjawab. Dia terus berusaha menyetubuhiku.
"Bantuin dong..." bisik Irawan.
Akupun segera menggenggam kontol Irawan. Aku arahkan kepala kontolnya ke lubang memekku.
"Tekan pelan-pelan, Ky..." bisikku.
Irawan mulai mendesakkan kontolnya pelan.
"Aww.. Terus tekan pelan-pelan.. Aww..." kataku sambil agak meringis menahan perih ketika kontol Irawan mulai masuk ke memekku.
"Pelan, Ky.. Pelan.. Aww.. Aww.. Mmhh.. Ohh.. Terus, Ky..." bisikku lirih ketika kontol Okyy sudah mulai keluar masuk memekku.

"Ohh..." desah Irawan disela-sela gerakannya menyetubuhi aku.
"Kenapa kamu melakukan hal ini?" tanyaku sambil memeluk Irawan.
"Karena aku sayang kamu, suka kamu..." jawab Irawan sambil menatap mataku.
Aku diam. Tak terasa air mataku mengalir ke pipi..
"Kenapa kamu menangis?" tanya Irawan sambil menghentikan gerakannya.
Aku diam sesaat. Mataku terpejam.
"Karena.. Sudahlah..." kataku sambil tersenyum.
Ada rasa tak menentu saat itu. Antara rasa sedih karena diperawani kakak kandung sendiri, dan juga gairah seks-ku yang sangat tinggi untuk disalurkan, dan entah perasaan apalagi saat itu yang ada di hatiku.

Tak lama aku rasakan Irawan mulai menyetubuhiku makin cepat. Dengan mata terpejam didesakkannya kontolnya dalam-dalam ke memekku.
"Ohh.. Aku mau keluar, Des..." kata Irawan.
"Jangan keluarkan di dalam, Ky..." pintaku sambil menggerakan pinggulku makin cepat mengimbangi gerakan Irawan.
Tak lama Irawan segera mencabut kontolnya dari memekku cepat-cepat. Lalu, crott! Crott! Crott! Air mani Irawan menyembur banyak di atas perutku. Irawan lalu bangkit dan duduk di pinggir ranjang. Diusap dan diremasnya buah dadaku. Akupun segera memegang dan menggenggam kontol Irawan yang sudah mulai lemas.
"Aku sayang kamu..." kata Irawan sambil mencium kening dan mengecup bibirku.
Aku tersenyum.. Begitulah, sejak saat itu kami selalu bersetubuh setiap ada kesempatan. Aku sangat menikmati persetubuhan kami. Kedekatan dan keromantisan hubungan kami semakin hari semakin kuat.
Seringkali kami saling raba, saling remas bila sedang nonton televisi walau saat itu semua keluarga sedang kumpul. Aku nikmati itu setiap malam. Antara was-was kalau ketahuan dan rasa romantis serta nikmat, semua aku lakukan dengan suka hati.

Dengan Irawan pula aku bisa merasakan bagaimana nikmatnya melakukan oral seks. Bagaimana rasanya di jilat memek sampai orgasme, bagaimana rasanya menjilat dan menghisap kontol sampai air mani Irawan tumpah di dalam mulutku dan menelannya.
Untuk beberapa bulan kami nikmati "kegilaan" dalam hubungan asmara saudara sekandung. Entah sudah berapa banyak tempat yang kapai pakai untuk melampiaskan rasa sayang dan gairah dalam bentuk persetubuhan.
Sudah banyak penginapan dan hotel yang kami singgahi untuk bisa memacu desah dan birahi untuk meraih kenikmatan. Entah sudah berapa puluh kali aku menghisap kontol dan menelan air mani Irawan di dalam bioskop. Aku lakukan semua itu dengan perasaan bebas tanpa beban. Aku nikmati semua permainan yang kami lakukan.
Tapi ada satu hal yang mulai membebani hatiku saat ini. Aku mulai merasa berdosa atas hubunganku dengan kakak kandungku. Pernah aku bilang kepada Irawan untuk menghentikan hubungan ini, dan mengatakan bahwa aku ingin membina hubungan dengan orang lain. Irawan marah besar karenanya.

Irawan selalu dengan ketus menimpali setiap ucapan mereka dengan ucapan yang menyindir dan menghina.
Hal lain adalah, aku tidak bisa menolak keinginan Irawan untuk menyetubuhiku. Dan jujur saja kalau aku juga sangat menikmati cumbuan dia karena bisa memenuhi kebutuhanku untuk menyalurkan libido aku.
Sekarang aku bingung harus bagaimana. Aku ingin hidup normal dalam membina hubungan asmara dan ingin normal dalam menyalurkan kebutuhan seks aku, tapi tidak mau menyakiti hati kakakku karena aku sangat sayang dia. Aku ingin hidup normal. Tolonglah..
END.