Bokep Ayam Kampus Liar

Baca Juga


CeritaDewasa - Di hari pertamaku masuk kuliah di salah satu perguruan tinggi di Semarang, tidak ada yang aku kenal satupun, sehingga aku seperti orang nyasar, bingung celingakcelinguk kesana kemari.
Sewaktu sedang bingungbingungnya tibatiba ada cewek yang menegurku,
Eh, tau kelas MI13 nggak?. Eeiittss, ternyata aku juga cari kelas itu, lalu aku jawab, mm, saya juga tidak tahu, mendingan cari samasama yuk.
Saya Gita dia sebut namanya duluan.

Aku Iwan, aku sebut namaku juga, di situlah aku mulai punya teman bernama Gita.
Cewek manis ini mempunyai kulit kuning langsat, nyaris tanpa cacat, tinggi badan kirakira 166 cm, dengan berat 49 Kg. Tapi yang bikin aku tidak bosan melihatnya adalah dadanya yang menantang, cukup besar untuk ukurannya, tapi tidak terlalu besar sekali. Begitu pula dengan pantatnya, aku paling suka jika dia memakai jeans ketat, dengan kaos oblong warna putih. Kadang jika ia bercanda, ngomongnya nyerempetnyerempet porno terus, walaupun sekalisekali saja.

Tiga bulan sudah lamanya aku dekat dengannya, jalan kemanapun selalu bersama, walaupun dia belum resmi jadi pacarku, tetapi aku dan dia selalu berdua kemanapun. Sampai akhirnya aku dan dia pergi jalanjalan ke daerah Dieng, salah satu daerah dingin di Jawa Tengah, niatnya cuma jalanjalan saja, tidak menginap. Entah kenapa hari ini dia mengajakku bercanda yang berbau porno terus, dari pagi hingga siang hari.

Sampai akhirnya ia bertanya begini, Wan, kalau kamu punya istri suka yang buah dadanya besar atau sedengsedeng saja?.
Lalu aku jawab Mm, yang kayak apa ya?, kayaknya aku suka yang seperti punya kamu itu lho.
Lho emang kamu pernah liat punyaku?, tanya dia.
Aku bilang Gimana mau liat, orang kamunya ajah nggak pernah kasih kesempatan, heheheh.
Dia tanya lagi sambil bercanda, Kalo aku kasih kesempatan gimana?.

Aku jawab, Yaa, nggak aku siasiain.
Emang berani?, tantang Gita.
Siapa takut, jawabku tidak mau kalah.
Kalo gitu buktiin!, kata Gita.
Oke, kita cari losmen sekarang, gimana?, tantangku gantian.
Siapa takut, jawabnya tidak mau kalah juga.
Jujur saja aku masih berfikir bahwa ini cuma bercanda saja, sampai tibatiba di depan sebuah losmen, dia berkata, Wan, disini ajah, kayaknya losmennya bagus tuh.
Deg!!, jantungku terasa berhenti. Dengan raguragu kuarahkan mobilku masuk ke halaman losmen tersebut. Aku masih diam dan setengah tidak percaya.
Terus dia berkata, Kamu angkat tastas kita, aku yang check in, OK?.

Seperti babu kepada majikannya, aku ikuti katakatanya dan mengikuti langkahnya masuk ke losmen.
Masuk ke kamar losmen langsung kita tutup dan kunci pintunya, aku masih terdiam terus duduk di atas kasur sampai dia berkata, OK, sekarang aku kasih kamu kesempatan liat dadaku, tapi jangan macemmacem yaa?.

Tibatiba saja Gita menarik kaosnya ke atas, dan langsung melemparkan ke atas tempat tidur. Lalu dia terdiam sambil menatapku yang juga terdiam, walaupun sebenarnya aku sedang terpana. Beberapa saat dia arahkan tangan kanannya ke pundak kirinya, digesernya tali BHnya jatuh ke lengan. lalu gantian tangan kirinya ke pundak kanan melakukan hal yang sama.

Lalu tangan kanannya diarahkan ke punggung, tetapi tangan kirinya masih memegangi BH bagian depannya. Oh God, Nafasku terasa berhenti di tenggorokanku, BHnya telah terlepas, tetapi masih ditahan bagian depannya oleh tangan kirinya. Gita terus memandangiku.

Gita menggigit bibir bagian bawahnya.
Tibatiba ia berkata, Aku nggak akan lepas ini, jika kamu nggak buka pakaianmu semuanya
Aku raguragu, tetapi nafasku sudah tidak bisa diatur lagi, aku buka kaosku, aku buka jeansku, lalu aku berhenti, tinggal celana dalam yang aku kenakan, gantian aku yang menantang, Aku nggak akan buka ini, jika kamu nggak lepas itu sekarang

Gita diam sejenak lalu dia turunkan perlahan tangan kirinya dan akhirnya terlihat jelas buah dadanya yang kuning langsat dan benarbenar menantang. Belum sempat aku rampung menikmati pemandangan ini, tibatiba ia melompat ke arahku dan mendorongku telentang di kasur, dengan cepat dia mencium bibirku. Aku yang masih kaget akan serangan mendadak ini tidak menyianyiakannya, kami saling berciuman, saling melumat bibir, uugghh, oohh, hanya kata itu yang Gita keluarkan.

Tibatiba saja di berdiri, dalam 5 detik celana jeansnya sudah terlepas. Kami samasama hanya memakai celana dalam saja, saling pandang tetapi itu hanya berlangsung 6 detik, dengan cepat ia menarik celana dalamku kebawah dan melepasnya. Gita tersenyum dan sedikit tertawa, aku tak tahu dia senang melihat punyaku atau menertawai punyaku?

Akupun tidak mau kalah, kutarik perlahanlahan celana dalamnya sedikit demi sedikit,ternyata Gita sudah tidak sabar lalu dia tarik sendiri celana dalamnya dan melemparnya ke belakang, belum sempat celana dalamnya menyentuh lantai bibirnya sudah melumat bibirku, oohh, kami sekarang benarbenar telanjang bulat

Gita mulai mencium leherku tapi itu tidak lama karena aku keburu membalik badanku. Sekarang gantian ia yang telentang di kasur. Pemandangan yang indah sekali tetapi kali ini aku tidak mau lamalama memandang, langsung aku berada diatasnya, kedua tangannya sudah kupegang dan tahan di samping kirikanan kepalanya. Aku ciumi lehernya, bibir, leher lagi. Hhmmhh, uugghh, sstt, cuma itu yang dia katakan.

Ciumanku sudah bosan di leher. Aku mulai turun. Melihat gerakanku itu, tibatiba dia mengangkat dadanya. Kesempatan ini tidak kusiasiakan. Aku langsung ciumi buah dadanya sebelah kiri, sedang tangan kananku mengeluselus buah dadanya yang kanan. Kali ini tangan kirinya sudah memegang kepalaku. sstt, hh, sstt, mulutnya berdesis seperti ular.

Dia menarik rambutku dan kepalaku dan mengarahkan kepalaku ke buah dadanya sebelah kanan. Dengan sekuat tenaga ia tekan kepalaku ke dadanya. Gigit, gigit, Wan, sst. Lalu dengan gigiku aku mulai mengigitgigit sedikit puting susunya, kirikanan, kirikanan selalu bergantian dan adil. Sementara dari mulut Gita terus keluar kata, Teruuss, teruuss, yang keras, aahh, gigit Wan, gghh, sstt.
Sementara punyaku sudah tegang keras. Kepalaku mulai turun lagi tetapi tibatiba ia berteriak kecil, Wan, Iwan, uugghh, sekarang ajjaah, masukiin, nggak usah pake mulut lagi, masukin sekaraanng, plizz.

Aku langsung di dorongnya. Sekarang ganti posisi, aku yang telentang dan Gita berada di atasku. Selangkangannya mencaricari posisi, walau aku tahu pasti yang dia cari adalah punyaku. Begitu posisinya tepat, Gita mendorongnya dengan kuat. uugghh, sedang aku sedikit berteriak, aahh. Punyaku sudah terbenam di dalam selangkangannya.
Gita terus menggerakgerakan pinggulnya ke atas, ke bawah, kirikanan, naikturun segala arah gerakan ia lakukan. Matanya terpejam, bibirnya digigit seperti menahan sesuatu, sering dari mulutnya keluar katakata, oohh, sshhtt, uugghh, sshhss, sshhiitt, aacchh, oouuhh, nafasnya tidak lagi teratur.

Kedua tangannya meremasremas buah dadanya sendiri, kepalanya sering menengadah ke atas, uugghh, oohh, sshhsstt. Sedangkan aku hanya sanggup meremas sprei di kiri dan kananku dengan kedua tanganku. Gigi atas dan gigi bawahku sudah saling menekan, tidak ada katakata yang keluar dari mulutku hanya suara nafasku saja yang terdengar.

Kali ini aku yang mengambil alih kekuasannya gantian kudorong tapi dia malah tengkurap, melihat pantatnya yang putih mulus. Aku jadi tambah bernafsu untuk segera memasukkan punyaku ke punyanya.
Aku angkat pinggulnya dan Gitapun mengangkat badannya dengan kedua tangan dan kakinya. Sekarang posisinya seperti mau merangkak. Langsung tanpa tunggu waktu lagi aku mencoba memasukan adikku ke lubang vaginanya.

Mmaasuukkiinn, ceeppeett, Gita memohon kepadaku tapi belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya punyaku sudah masuk ke vaginanya. oohh, dari mulutku keluar kata tersebut. Dengan semangat aku mulai mendorong ke depan, menarik, mendorong, menarik terus menerus seiring dengan gerakanku. Gerakannyapun berlawanan dengan gerakanku, setiap aku mendorong ke depan ia mendorong pantatnya ke arahku diiringi desahan dan leguhan dari mulutnya. uugghh, aahh, Sshshhss, oohh, uugghh.

Tibatiba ia berteriak, Iwaann, sshh, oohh, aku merasakan sesuatu keluar dari dalam lubang kemaluannya tapi, oohh, oohh, aacchh, Gitt, aakku. Akupun merasakan kenikmatan yang tiada bandingannya seiring dengan keluarnya cairan dari dalam punyaku.
oohh, uugghh, banyak sekali cairanku keluar.
Terus Wan, keluarin semuanya, pinta Gita.
Tubuhku terasa sudah tidak kuat lagi berdiri. Aku langsung telentang di kasur, sedangkan Gita langsung memelukku dan menaruh kepalanya di dadaku.
Gita sayang sama Iwan, hanya itu yang keluar dari mulutnya, lalu matanya terpejam sambil terus memelukku.
close

UNTUK SAAT INI, ARTIKEL BLOG AKAN DITUTUPI. SEGERA KELUAR/CLOSE TAB INI ATAU TEKAN DISINI. JIKA ANDA TETAP INGIN MEMBUKA ARTIKEL INI, SILAHKAN TEKAN TOMBOL CLOSE. DENGAN ANDA MEMBUKA ARTIKEL KEMBALI, TANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA MILIK ANDA, SAYA SUDAH PERINGATI UNTUK MENUTUP TAB INI. TERIMA KASIH. - ADMIN