Nafsu Seksualitas Bosku

Cerita Sex Dewasa Terbaru - Saya baru kerja 4 bulan di perusahaan asing di Jakarta bos aku namanya M Richard yang berasala dari USA umurnya 45 tahun dengan waktu yang kencang kami segala karyawan telah ketahui dekat dengan Mr. Rich umumnya dipanggil seperti itu.

cerita-sex-dewasa-terbaru-nafsu-seksualitas-bosku


Hobi kita sama adalah bermain golf perusahaan kami bergerak di bidang advertising katanya sahabat sekantor istri dari sibos menawan tubuhnya seksi kayak bintang Hollywood, sebab saya belum pernah mengamati istri si Bos, cuma meilhat fotonya yang terpampang di ruangannya.

Meja kantor aku memang saya desain dengan nyaman dan saya selipakn foto saya dan istriku Nindy yang berasal dari Bandung dan berumur 26 tahun, di meja kerja aku. Pada waktu Richard mengamati foto itu, secara spontan ia memuji kecantikan Nindy dan semenjak ketika itu pula aku memperhatikan bila Richard kerap kali melirik ke foto itu, jika kebetulan ia datang ke ruang kerja aku.

Suatu hari Richard mengundang aku untuk makan malam di rumahnya, katanya untuk membahas suatu proyek, sekalian untuk lebih mengetahui istri masing-masing.

“Dik, nanti malam datang ke rumah ya, ajak istrimu Nindy juga, sekaligus makan malam”.

“Lho, ada acara apa boss?”, kataku sok akrab.

“Ada proyek yg sepatutnya diomongin, sekaligus biar istri saling ketahui gitu”.

“Okelah!”, kataku.

Setibanya di rumah, undangan itu saya sampaikan ke Nindy. Pada awalnya Nindy agak segan juga untuk pergi, sebab menurutnya nanti agak sulit untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan mereka. Akan tapi sesudah kuyakinkan bahwa Richard dan Istrinya benar-benar lancar berbahasa Indonesia, akibatnya Nindy berkeinginan juga pergi.

“Ada apa sih Mas, kok mereka ngadain dinner seluruh?”.

“Tau, katanya sih, ada proyek apa.., yang berkeinginan dibicarakan”.

“Ooo.., gitu ya”, sambil tersenyum. Memandang ia tersenyum saya langsung mencubit pipinya dengan gemas.

Jikalau mengamati Nindy, senantiasa gairahku muncul, soalnya ia itu seksi sekali. Rambutnya terurai panjang, ia senantiasa senam so.., punya tubuh tepat, dan ukurannya itu 34B yang padat cepat.

Pukul 19.30 kami telah berada di apartemen Richard yang berlokasi di tempat Jl. Gatot Subroto. Saya mengenakan kemeja batik, sementara Nindy menerapkan stelan rok dan kemeja sutera. Rambutnya diperbolehkan tergerai tanpa hiasan apa saja.

Sesampai di Apertemen no.1009, saya langsung menekan bel yang berada di depan pintu. Itu pintu terbuka, nampak seorang wanita bule berumur kaprah-kiar 32 tahun, yang benar-benar menawan, dengan tinggi sedang dan berbadan langsing, yang dengan bunyi medok menegur kami.

“Oh Diko dan Nindy yah?, silakan.., masuk.., silakan duduk ya!, aku Lillian istrinya Richard”.

Rupanya Lillian badannya benar-benar baik, tinggi langsing, rambut panjang, dan lebih manis dibandingi dengan fotonya di ruang kerja Richard. Dengan agak tergagap, saya menyapanya.

“Hallo Mam.., kenalin, ini Nindy istriku”.

Sesudah Nindy berkenalan dengan Lillian, dia diajak untuk masuk ke dapur untuk menyiapkan makan malam, sementara Richard mengajakku ke selasar balkon apartemennya.

“Gini lho Dik.., bulan depan akan ada proyek untuk melakukan iklan.., ini.., ini.., dan sebagainya. Berani nggak kau ngerjakan iklan itu”.

“Mengapa nggak, rasanya kelengkapan kita cukup komplit, regu kerja di kantor segala energi terlatih, ngeliat waktunya juga cukup. Berani!”.

Ini pertama kalinya saya diberikan tugas membuat iklan dalam skala besar. Senyum Richard langsung mengembang, kemudian dia berdiri merapat ke sebelahku.

“Eh Dik.., gimana Lillian berdasarkan pengukuran kau?”, sambil bisik-bisik.

“Ya.., sungguh-sungguh menawan, seperti bintang film”, kataku dengan polos.

“Seksi nggak?”.

“Lha.., ya.., terang dong”.

“Umpama.., ini umpama saja loo.., kalo nanti saya pinjem istrimu dan saya pinjemin Lillian untuk kau gimana?”.

Mendenger permintaan seperti itu terus jelas saya benar-benar terkejut dan kebingungan, perasanku benar-benar shock dan tergoncang. Rasanya kok aneh sekali gitu. Sembari tersenyum, Richard lanjut,"Saya tak paksa kok, saya jamin Lilian dan Nindy akan senang jadi jangan khawatir..., serahkan semuanya pada aku, aman kok".

Membayangkan tampang dan badan Lillian saya menjadi terstimulus juga. Pikirku kapan lagi saya dapat menunggangi kuda putih? Paling-paling selama ini cuma dapat membayangkan saja pada ketika menonton blue film.

Tetapi dilain pihak bila membayangkan Nindy dikerjain si bule ini, yang pasti punya senjata yang besar, rasanya kok tak tega juga. Tetapi sebelum aku dapat menetapkan sikap, Richard sudah melanjutkan dengan pertanyaan lagi, “Ngomong-ngomong Nindy sukanya kalo making love style-nya gimana sih?”.

Tanpa saya sempat berdaya upaya lagi, mulutku telah ngomong duluan, “Ia tak menyenangi style yang aneh-aneh, maklum saja gadis pingitan dan pemalu, namun bila vaginanya dijilatin, karenanya ia akan benar-benar terstimulus!”.

"Wow..., aku justru ingin cium dan jilat vagina wanita. Ada bau unik masing-masing wanita dari situ yang buatku semakin bernafsu," kata Richard.

“Jikalau Lillian benar-benar menyenangi main di atas, doggy style dan yang terang menyenangi blow-job” lanjutnya.

Mendengar itu saya menjadi bernafsu juga, belum-belum telah terasa ngilu di komponen bawahku membayangkan senjataku diisap mulut imut Lillian itu. Kemudian lanjut Richard meyakinkanku, “Oke deh.., enjoy aja nanti, biar saya yang atur. Ngomong-ngomong my wife udah tau agenda ini kok, ia itu orangnya senantiasa terbuka dalam soal seks.., jadi sepakat aja”.

“Nanti minuman Nindy saya beri bubuk penghangat sedikit, biar ia agak lebih berani.., Oke.., yaa!”, aku agak kaget juga, apakah Richard akan memberikan obat perangsang dan memperkosa Rina? Wah bila seperti itu tak rela saya.

Saya sepakat asal Rina mendapatkan kepuasan juga. Memandang mimik mukaku yang ragu-ragu itu, Richard kencang-kencang menambahkan,

“Bukan obat bius atau ineks kok. Hanya pembangkit gairah aja”, kemudian ia membeberkan berikutnya,

“Oke, nanti kau duduk di sebelah Lillian ya, Nindy di sampingku”.Cerita Sex Dewasa

Berikutnya acara makan malam berjalan lancar. Juga agenda Richard. Sesudah makan malam selesai kelihatannya bubuk itu mulai bereaksi. Rina terlihat agak gundah, pada dahinya muncul peluh halus, duduknya terlihat tak hening, soalnya bila nafsunya lagi besar, ia agak gundah dan keringatnya lebih banyak keluar.

Memandang petunjuk-petunjuk itu, Richard mengedipkan matanya pada aku dan berkata pada Nindy, “Nin.., mari duduk di depan Televisi saja, lebih dingin di sana!”, dan tampa menunggu jawaban Nindy, Richard langsung berdiri, menarik segera Nindy dan menggandengnya ke depan Televisi 29 inchi yang berlokasi di ruang tengah. Saya terletak aku mereka namun Lillian langsung tetapi tanganku.

“Dik, diliat aja segera dari sini, ntar kita juga akan bergabung dengan mereka kok”. Memang dari ruang makan kami mengatur dengan terang menyaksikan tangan Richard mulai bergerilya di pundak dan punggung Nindy, memijit-mijit dan mengusap-usap halus.

Sementara Nindy terlihat makin gundah saja, badannya nampak sedikit menggeliat dan dari mulutnya terdengar desahan galau kali tangan Richard yang berdiri di belakangnya terlihat dan memijit pundaknya.

Lillian kemudian menarikku ke segera panjang yang berlokasi di ruang makan. Dari segera panjang terletak, mengatur nampak dapat terlihat segera yang terjadi di ruang tengah, kami kemudian duduk di segera panjang terletak.

Menonjol hal yang demikian Richard terlihat berani, dari belakang tangannya dengan perbuatan mulai melepaskan kancing kemeja batik Nindy semakin kancing terakhir. BH Nindy langsung menyembul, menyembunyikan dua bukit imut kebanggaanku dibalik balutannya.

Tampak mata Nindy terpejam, badannya nampak lunglai lemas, saya terlihat-duga, “Apakah Nindy sudah menduga obat tidur, atau obat perangsang oleh Richard?, atau apakah Nindy pingsan atau sedang terbuai sudah permainan tangan Richard?”.

Nindy tampaknya pasrah seakan-akan tak menyadari menikmati sekitarnya. Saya pun merasa cemburu melihat Nindy menyambut belaian dan kecupan Richard dengan senang hati.

Memandang apa yang tengah diperbuat oleh si bule kecupan istriku, karenanya sebab merasa kepalang tanggung, saya juga tak berkeinginan rugi, langsung kualihkan perhatianku pada istri Richard yang sedang duduk di sampingku.

Niat untuk ingin kuda putih langsung akan menikmati dan tanganku segera langsung menyelusup ke dalam rok Lillian, terasa bukit bahkan telah kemaluannya, mungkin juga sudah basah gairahnya mengamati suaminya sedang mengerjai wanita imut.

Baca Juga

Dengan melihat jemariku mulai membuka pintu masuk ke lorong kewanitaannya, dengan lembut jari tengahku menekan clitorisnya. Desahan lembut keluar dari mulut Lillian yang imut itu, “aahh.., aaghh.., aagghh”, tubuhnya mengejang, sementara tangannya meremas-remas payudaranya sendiri.

Sementara itu di ruang sebelah, Richard sudah meningkatkan aksinya kecupan Nindy, nampak Nindy sudah terlihat polos oleh Richard dan sudah lunglai di sofa. Badan Nindy yang ramping mulus dengan buah dadanya tak terlalu besar, tapi padat berisi, perutnya yang rata dan kedua bongkahan tak yang nampak mulus menggairahkan serta gundukan kecil yang membukit yang ditutupi oleh rambut-rambut halus yang berlokasi diantara kedua paha atasnya terbuka dengan terang seakan-akan siap terletak serangan-serangan berikutnya dari Richard.

Kemudian Richard menarik Nindy berdiri, dengan Richard menerima di belakangnya, kedua tangan Richard menjelajahi terlihat lekuk dan ngarai istriku itu. Saya sempat mengamati ekspresi wajah Nindy, yang dengan matanya yang aku terpejam dan dahinya agak berkerut seakan-akan sedang melihat suatu kenyerian yang melanda terlihat tubuhnya dengan mulutnya yang imut aku terbuka.

Menunjukan Nindy sudah benar permainan dari Richard kecupan badannya itu, apalagi menikmati jemari Richard berada di semak-semak kewanitaannya, sementara tangan lain Richard meremas-remas puting susunya, nampak terlihat badan Nindy yang bersandar lemas pada badan Richard, bergetar dengan hebat.

Ketika itu juga tangan Lillian sudah membuka zipper celana panjangku, dan bagaikan orang kelaparan terus ketika melepas celanaku terletak. Untuk berusaha aksinya saya berdiri di hadapannya, dengan melepaskan bajuku sendiri.

Sesudah Lillian selesai dengan celanaku, gilirannya ia kutelanjangi. Wow.., kulit badannya mulus seputih susu, payudaranya padat dan cepat, dengan putingnya yang berwarna ia muda sudah mengeras, yang nampak sudah mencuat ke depan dengan cepat.

Saya menyadari, bila diadu besarnya senjataku dengan Richard, tentu saya jikalau jauh dan bila saya dapat main aku saja, tentu Lillian tak akan merasa puas, jadi tikam permainanku sepatutnya menerapkan teknik yang lain dari lain.

Karenanya sebagai menggunakan kutelusuri dadanya, turun ke perutnya yang rata semakin tiba di permulaan diantara kedua pahanya mulus dan mulai menjilat-jilat bibir bahkan dengan lidahku.

Kutempatkan Lilian ke Sofa dan kutempatkan kedua kakinya di pundakku. Sasaranku lembah vaginanya yang sudah kemaluannya. Lidahku langsung basah-nari di permukaan dan di dalam lubang vaginanya.

Menjilati clitorisnya dan mempermainkannya segera. Kontan saja Lillian berteriak-teriak keenakan dengan bunyi keras.

”Ohhh... Ohhh... oohhh..." nafsu Lilian semakin membara dan ia memegang rambutku lalu menekannya ke vaginanya. Sementara tanganku sesekali meremas buah dadanya.

Pada ketika mengerjakan bunyi Nindy terdengar di telingaku ketika dia mendesah-desah, “Oooh.., aagghh!”, ketika dengan bunyi seperti orang berdecak-decak. Tidak tahu apa yang diperbuat Richard pada istriku, sehingga ia dapat berdesah seperti itu. Nindy ia sudah kini di atas sofa, dengan kedua kakinya terjulur ke lantai dan Richard sedang berjongkok diantara kedua paha Nindy yang telah terpentang dengan lebar.

Kepalanya terbenam diantara kedua paha Nindy yang mulus. Dapat kubayangkan mulut dan lidah Richard sedang mengaduk-aduk sudah Nindy yang imut itu. Menonjol badan Nindy menggeliat-geliat dan kedua tangannya mencengkeram rambut Richard dengan kuat.

Saya sendiri makin sibuk menjilati organ intim wanita Lillian yang badannya terus menggerinjal-gerinjal keenakan dan dari mulutnya terdengar erangan, “Ahh.., yaa.., yaa.., jilatin.., Ummhh”. Desahan-desahan nafsu yang terlihat menegangkan otot-otot penisku.

“Aahh.., Dik.., akuu.., aakkuu.., oohh.., hh!”, dengan sekali hentakan keras pinggul Lillian menekan ke mukaku, kedua pahanya menjepit kepalaku dengan kuat dan tubuhnya menegang terguncang-guncang dengan hebat dan ketika dengan cairan hangat yang merembes di dinding vaginanya segera terlihat deras, ketika dia ketika organsme.

Tubuhnya yang sudah kemaluannya oleh peluh basah lemas penuh kepuasan di sofa. Tangannya mengusap-usaplembut dadaku yang juga penuh peluh, dengan tatapan yang sayu mengundangku untuk tergolek lebih jauh.

Dikala saya menengok ke arah Richard dan istriku, ketika mereka sudah berganti posisi. Nindy ternyata kini di sofa dengan kedua kakinya nampak menjulur di lantai dan tak berlokasi pada tepi sofa, punggung Nindy bersandar pada sandaran sofa.

Sehingga ia dapat mengamati dengan terang komponen bawah tubuhnya yang sedang menjadi jelas tembak Richard. Richard mengambil posisi berjongkok di lantai diantara kedua paha Nindy yang sudah terpentang lebar.

Saya merasa benar-benar kaget juga mengamati senjata Richard yang berlokasi diantara kedua pahanya yang melihat pirang itu, penisnya nampak benar-benar besar kurang lebih panjangnya 20 cm dengan lingkaran yang kurang lebih 6 cm dan pada komponen kepala penisnya membulat besar bagaikan topi baja tentara saja.

Menonjol Richard tetapi penis raksasanya itu, serta di usap-usapkannya di belahan bibir sudah Nindy yang telah sedikit terbuka, nampak Nindy dengan mata yang terbelalak mengamati ke arah senjata Richard yang dahsyat itu, sedang terlihat pada bibir vaginanya.

Kedua tangan Nindy terlihat mencoba melihat badan Richard dan badan Nindy nampak agak melengkung, tak dicoba ditarik ke atas untuk mengurangi tekanan penis raksasa Richard pada bibir vaginanya.

Akan tapi dengan tangan kanannya menerima melihat konsisten Nindy dan tangan kirinya menerima bokong penisnya konsisten menerima berada pada bibir sudah Nindy, sambil mengecup kemaluan kiri Nindy, terdengar Richard berkata melihat.

“Niinn.., maaf yaa.., aku berkeinginan masukkan ia.., boleh?”, nampak kepala Nini cuma menggeleng-geleng kekiri kekanan saja, entah apa yang berkeinginan dikatakannya, dengan pandangannya yang sayu menatap ke arah bahkan yang sedang didesak oleh penis raksasa Richard itu dan mulutnya terkatup rapat seakan-akan melihat kengiluan.

Richard, tanpa menunggu lebih lama lagi, langsung menekan penisnya ke dalam lubang organ intim wanita Nindy yang sudah kemaluannya itu, biarpun kedua tangan Nindy menerima mencoba melihat tekanan badan Richard.

Mungkin, entah sebab menahan penis Richard yang terlalu kencang atau sebab ukuran penisnya yang over size, dapat saja Nindy berteriak kecil,

“Aduuh.., sebab-sebab.., sakit nih”, terdengar keluhan dari mulutnya dengan wajah yang agak meringis, mungkin melihat rasa kesakitan. Kedua kaki Nindy yang mengangkang itu nampak menggelinjang.

Kepala penis Richard yang besar itu sudah terbenam terlihat di dalam sudah Nindy, kedua bibir bahkan menjepit dengan erat kepala penis Richard, sehingga belahan sudah Nindy nampak kemaluan membungkus dengan ketat kepala penis Richard itu.

Kedua bibir sudah Nindy tertekan masuk seperti itu juga clitoris Nindy kemaluan begitu ke dalam ikut serta besarnya sudah Richard.

Richard berhenti mensodotkan kontolnya sembari mengatakan, "Sorry, Nin..., saya gak bermaksud nyakitimu tapi saya gak bisa tahan nafsuku lagi. Maaf ya Nin...".

"Ahhhh, jangan dipaksa lagi.... saya... terasa akan... terbelah... sakitnya... luar biasa..."/

Nindy mencoba menjawab dengan badannya terus menggeliat-geliat, sambil merangkulkan kedua tangannya di pungung Richard.

“Niinn.., aku berkeinginan masukkan lagi.., yaa.., dan aku katakan yaa.., bila Nindy masih merasa sakit”, sahut Richard dan tanpa menunggu jawaban Nindy, langsung saja Richard melanjutkan penyelaman penisnya ke dalam lubang organ intim wanita Nindy yang tertunda itu, tapi ia tetapi dengan lebih sebab sebab.

Dikala kepala penisnya sudah terbenam seluruhnya di dalam lubang sudah Nindy, nampak muka Nindy meringis, tapi ia tak terdengar keluhan dari mulutnya lagi cuma kedua bibirnya terkatup erat dengan bibir bawahnya nampak menggetar.

Terdengar Richard bertanya lagi, “Niinn.., sakit.., yaa?”, Nindy cuma menggeleng-gelengkan kepalanya, sambil kedua tangannya meremas bahu Richard dan Richard langsung kembali menekan penisnya lebih dalam, masuk ke dalam lubang sudah Nindy.

Secara pelahan-lahan namun pasti, penis raksasa itu menguak dan menerobos masuk ke dalam sarangnya. Dikala penis Richard sudah terbenam hampir aku di dalam lubang organ intim wanita Nindy, nampak Nindy sudah pasrah saja dan ia kedua tangannya tak lagi menolak badan Richard.

Akan tapi ia kedua tangannya mencengkeram dengan kuat pada tepi sofa. Richard menekan lebih dalam lagi, kembali nampak wajah Nindy meringis melihat sakit dan terlihat, kedua pahanya nampak menggeletar,

Tapi sebab Nindy tak mengeluh karenanya Richard meneruskan saja menahan penisnya dan tiba-tiba saja, “Blees”, Richard menekan terlihat berat badannya dan tak menghentak dengan kuat ke depan memepetin pinggul Nindy rapat-rapat pada sofa.

Pada ketika yang mengerjakan terdengar keluhan panjang dari mulut Nindy, “Aduuh”, sambil kedua tangannya mencengkeram tepi sofa dengan kuat dan badannya melengkung ke depan serta kedua kakinya terangkat ke atas melihat tekanan penis Richard di dalam bahkan.

Richard mendiamkan penisnya terbenam di dalam lubang organ intim wanita Nindy kemaluannya, konsisten tak menambah sakit Nindy sambil bertanya lagi.

“Niinn.., sakit.., yaa? Bendung dikit yaa, tak lagi akan terasa terlihat!”, Nindy dengan mata terpejam cuma menggelengkan kepalanya sedikit seraya mendesah panjang,

“aagghh.., kit!”, lalu Richard mengecup wajah Nindy dan cuma bibirnya dengan ganas. Menonjol konsisten Richard bergerak dengan kencang naik turun, sambil badannya mendekap tubuh imut Nindy dalam pelukannya.

Tidak selang lama kemudian nampak badan Nindy bergetar dengan hebat dari mulutnya terdengar keluhan panjang.

"Ahhh... Aaahhh... Aahhhh..." Nindy mendesah keras, kedua kakinya bahkan melingkar ketat paha Richard, Nindy lalu mencapai orgasme panjang. Selang sesaat badan Nindy terkulai lemas dengan kedua kakinya menerima melingkar pada konsisten Richard yang masih menerima berayun-ayun itu.

Aah, suatu bokong yang benar-benar erotis sekali, suatu pertarungan yang sangat-sangat yang ketika oleh penaklukan disatu pihak dan penyerahan diam dilain pihak.

“Dik.., ayo saya berkeinginan kau”, bunyi Lillian penuh gairah di telingaku. Kuletakkan kaki Lillian sama dengan posisi tadi, cuma saja ternyata senjataku yang akan masuk ke vaginanya. Duh, rasanya sudah Lillian masih rapet saja, saya ingin adanya jepitan dari dinding organ intim wanita Lillian pada ketika rudalku hendak menerobos masuk.

“Lill.., kok masih rapet yahh”. Karenanya dengan sedikit energi kuserudukkan saja rudalku itu menerobos liang vaginanya. “Aagghh”, mata Lillian terpejam, sementara bibirnya digigit.

Tetapi ekspresi yang terpancar lembah ekspresi kepuasan. Saya mulai yaitu-dorongkan penisku dengan gerakan keluar masuk di liang vaginanya. Diiringi erangan dan desahan Lillian galau saya menyodokkan penisku, mengamati itu saya terlihat aku dan makin kupercepat gerakan itu. Dapat kurasakan bahwa liang bahkan terlihat licin oleh pelumas vaginanya.

“Ahh.., ahh”, Lillian makin keras teriakannya.

“Ayo Dik.., terus”.

“Enakk.., eemm.., mm!”.

Tubuhnya sekali lagi mengejang, diiringi leguhan panjang, “Uuhh..hh..” “Lill.., boleh di dalam.., yaah”, saya perlu bertanya pada ia, mengingat saya dapat saja sewaktu-waktu keluar.

“mm..”.

Kaki Lillian kemudian menjepit pinggangku dengan erat, sementara saya terlihat mempercepat gerakan sodokan penisku di dalam lubang bahkan. Lillian juga sudah remasan tanganku di buah dadanya.

“Nih.., Lill.., terima yaa”.

Dengan satu sodokan keras, saya dorong pinggulku kuat-kuat, sambil kedua tanganku memeluk badan Lillian dengan erat dan penisku terbenam seluruhnya di dalam lubang bahkan dan ketika mengerjakan cairan maniku menyembur keluar dengan deras di dalam lubang organ intim wanita Lillian.

Badanku tehentak-hentak ingin kenikmatan orgasme di atas badan Lillian, sementara cairan hangat maniku masih terus memenuhi rongga organ intim wanita Lillian, tiba-tiba badan Lillian bergetar dengan hebat dan kedua pahanya menjepit dengan kuat pinggul aku ketika keluhan panjang keluar dari mulutnya,

“..aagghh.., hhm!”, ketika mengerjakan Lillian juga mengalami orgasme dengan dahsyat.

Sesudah bersamaan suatu fase kenikmatan yang hebat, kami berdua terkulai lemas dengan masih berpelukan erat satu sama lain. Dari pancaran sesudah mata kami, nampak suatu perasaan terlihat dan puas akan apa yang baru kami terlihat.

Saya kemudian mencabut senjataku yang masih berlepotan dan mendekatkannya ke muka Lillian. Dengan isyarat konsisten dia menjilati senjataku semakin bersih. Dia segera berdasarkan. Lidahnya yang hangat menjilati penisku semakin bersih. “Ahh..”. Dengan kepuasan yang tiada taranya saya merebahkan diri di samping Lillian.

Sekarang kami menyaksikan bagaimana Richard sedang mempermainkan Nindy, yang nampak tubuh mungilnya sudah lemas diikuti berdaya dikerjain Richard, yang nampak masih menerima perkasa saja. Gerakan Richard nampak mulai benar-benar kasar, sangat telah lemah lembut yang pernah ia perlihatkan.

Mulai ketika ini Richard mengerjai Nindy dengan benar-benar brutal dan kasar. Nindy benar-benar dipergunakan sebagai sangat seks-nya. Aku benar-benar takut bila-bila Richard menyakiti Nindy, tapi jikalau dari ekspressi muka dan gerakan Nindy rupanya tak nampak petunjuk-petunjuk penolakan dari pihak Nindy atas apa yang petunjuk oleh Richard terhadapnya.

Richard mencabut penisnya, kemudian ia duduk di sofa dan menarik Nindy berjongkok diantara kedua kakinya, kepala Nindy ditariknya ke arah perutnya dan memasukkan penisnya ke dalam mulut Nindy sambil tetapi belakang kepala Nindy.

Ia mengatur kepala Nindy bergerak ke depan ke belakang, sehingga penisnya terkocok di dalam mulut Nindy. Tampak Nindy sudah lemas dan pasrah, sehingga cuma dapat menuruti apa yang diingini oleh Richard, hal ini petunjuk Richard kurang lebih 5 menit lamanya.

Richard mengangkat Nindy tanpa pelawanan dan memeluknya erat-erat kemudian ia berdiri. Tampak tubuh Nindy terkulai lemas dalam pelukan Richard yang ketat itu. Tubuh Nindy digendong sambil kedua kaki Nindy melingkar pada perut Richard dan dapat Richard memasukkan penisnya ke dalam sudah Nindy.

Ini tetapi sambil berdiri. Badan Nindy nampak tersentak ke atas menikmati penis raksasa Richard menerobos masuk ke dalam lubang bahkan dari mulutnya terdengar keluhan, “aagghh!”, Nindy nampak seperti kemaluannya kecil dalam gendongan Richard.

Kaki Nindy nampak merangkul pinggang Richard, anak berat badannya terlihat oleh penis Richard. Richard ketika memompa sambil berdiri dan sekalian mengecup Nindy. Bokong Nindy nampak merekah dan tiba-tiba Richard memasukkan jarinya ke lubang konsisten Nindy.

“Ooohh!”. Mendapatkan serangan yang demikian serunya dari Richard, badan Nindy nampak menggeliat-geliat dalam gendongan Richard. Suatu bokong yang benar-benar seksi.

Dikala Richard merasa capai, Nindy sangat dan Richard duduk pada sofa. Nindy diangkat dan didudukan pada pangkuannya dengan kedua kaki Nindy terkangkang di samping paha Richard dan Richard memasukkan penisnya ke dalam lubang sudah Nindy dari bawah.

Dari ruang sebelah aku dapat mengamati penis raksasa Richard memaksa masuk ke dalam lubang sudah Nindy yang kecil dan ketat itu. Vaginanya menjadi benar-benar lebar dan penis Richard terlihat paha Nindy.

Kedua tangan Richard tetapi pinggang Nindy dan mengatur Nindy memompa penis Richard secara teratur, galau kali penis Richard masuk, nampak vaginanya setiap masuk ke dalam dan cairan putih terlihat di pinggir bibir vaginanya. Dikala penisnya keluar, nampak vaginanya mengembang dan menjepit penis Richard. Mereka sesekali posisi ini cukup lama.

Kemudian Richard yaitu Nindy tertelungkup pada sofa dengan konsisten Nindy agak menungging ke atas dan kedua lututnya mendorong di lantai. Richard akan bermain doggy style. Ini bokong lembah posisi yang paling disukai oleh Nindy.Cerita Sex Dewasa

Dari belakang konsisten Nindy, Richard menempatkan penisnya diantara belahan konsisten Nindy dan yaitu penisnya masuk ke dalam lubang organ intim wanita Nindy dari belakang dengan benar-benar keras dan dalam, segala penisnya amblas ke dalam organ intim wanita Nindy.

Jari jempol tangan kiri Richard dimasukkan ke dalam lubang konsisten. Nindy aku berteriak, “aagghh!”, badannya meliuk-liuk mendapatkan serangan Richard yang dahsyat itu. Badan Nindy dicoba ditarik ke depan, namun Richard tak berkeinginan melepaskan, penisnya menerima bersarang dalam lubang sudah Nindy dan aku arah badan Nindy bergerak.

Nindy benar-benar dalam menikmati yang benar-benar terlihat, desahan telah berubah menjadi erangan dan erangan telah berubah menjadi teriakan, “Ooohhmm.., aaduhh!”. Richard ketika payudara Nindy dan mulai meremas-remasnya.

Tidak lama kemudian badan Nindy bergetar lagi, kedua tangannya mencengkeram dengan kuat pada sofa, dari mulutnya terdengar,

“Aahh.., aahh.., sshh.., sshh!”. Nindy ketika orgasme lagi, ketika mengerjakan Richard yaitu habis tak sehingga pinggulnya terlihat ketat pada bongkahan konsisten Nindy, penisnya terbenam seluruhnya ke dalam sudah Nindy dari belakang.

Sementara badan Nindy bergetar-getar dalam orgasmenya, Richard sambil menerima menekan rapat-rapat penisnya ke dalam lubang sudah Nindy, pinggulnya membikin gerakan-gerakan memutar sehingga penisnya yang berada di dalam lubang organ intim wanita Nindy setiap berputar-putar mengebor liang organ intim wanita Nindy ikut serta ke sudut-sudutnya.

Sesudah badan Nindy agak hening, Richard mencabut penisnya dan menjilat organ intim wanita Nindy dari belakang. V Nindy dibersihkan oleh lidah Richard. Kemudian badan Nindy dibalikkannya dan direbahkan di sofa. Richard memasukkan penisnya dari atas, ia tangan Nindy setiap aktif mengatur memasukkan penis Richard ke vaginanya.

Kaki Nindy diangkat dan dilingkarkan ke pinggang Richard. Richard terus menerus memompa organ intim wanita Nindy. Badan Nindy yang langsing menolong ditutupi oleh badan Richard, yang nampak oleh aku cuma konsisten dan lubang organ intim wanita yang telah diisi oleh penis Richard.

Pantat-kadang nampak tangan Nindy sudah dan meremas konsisten Richard, sekali-kali jarinya di masukkan ke dalam lubang konsisten Richard.

Gerakan konsisten Richard bertambah kencang dan ganas memompa dan nampak penisnya yang besar itu dengan kencang keluar masuk di dalam lubang organ intim wanita Nindy, tiba-tiba,

“Ooohh.., oohh!”, dengan erangan yang cukup keras dan ketika oleh badannya yang terlonjak-lonjak, Richard menekan habis tak dalam-dalam, mememetin pinggul Nindy ke sofa, sehingga penisnya terbenam habis ke dalam lubang sudah Nindy.

Bokong Richard terkedut-kedut sementara penisnya menyemprotkan spermanya di dalam organ intim wanita Nindy, sambil kedua tangannya mendekap badan Nindy erat-erat. Nindy terus mengeluarkan suara mengeluh, " Hhmmm... Hhmmm.. Sshhh..!", saya menembakan spermaku ke dalam vaginannya.


Sesudah berpelukan dengan erat selama 5 menit, Richard kemudian merebahkan diri di atas badan Nindy yang suara di sofa, tanpa melepaskan penisnya dari organ intim wanita Nindy. Nindy mengamati ke aku dan memberikan petunjuk bahwa yang satu ini benar-benar terlihat.

Saya tak dapat mengamati ekspresi Richard sebab terhalang olah tubuh Nindy.  terang dari sebab-sebab selangkangan Nindy mengalir cairan mani. Kemudian Nindypun seperti sela kami membersihkan penis Richard dengan mulutnya, itu membikin Richard mengelinjang keenakan.

Malam itu kami pulang adat istiadat subuh, dengan perasaan yang tak terlupakan. Kami masih sempat bermain 2 ronde lagi dengan pasangan itu.
close

UNTUK SAAT INI, ARTIKEL BLOG AKAN DITUTUPI. SEGERA KELUAR/CLOSE TAB INI ATAU TEKAN DISINI. JIKA ANDA TETAP INGIN MEMBUKA ARTIKEL INI, SILAHKAN TEKAN TOMBOL CLOSE. DENGAN ANDA MEMBUKA ARTIKEL KEMBALI, TANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA MILIK ANDA, SAYA SUDAH PERINGATI UNTUK MENUTUP TAB INI. TERIMA KASIH. - ADMIN