Baca Juga
Tidak asing kalau nonton film antihero Marvel, Deadpool. Marvel ternyata masih punya stok antihero lainnya, siapa dia? Dia adalah Venom. Hmm, hentikan membaca sampai di sini, karena di bawah catatan saya ini spoiler, buat yang belum nonton mending stop sampai di sini.
Venom yang saya tahu itu adalah musuh Spiderman. Pernah juga masuk didalam film Spiderman 3 (2007), spidy kala itu diperankan Tobey Maguire. Venom disana dikisahkan sebagai musuh. Karakternya memang dikisahkan lahir dari makluk simbiote yang tengah mencari inangnya yang mengambil sisi negatif dari tubuh si inang. Venom punya kelemahan yaitu pada suara bising, difilm itu dikisahkan lemah pada suara bising dari dentingan dua pipa besi. Venom dimusnahkan dengan ledakan, atau api. Inang si simbiote Venom ini pun menempel pada saingan Peter Parker yang juga seorang jurnalis, Eddie Brock yang diperankan oleh Topher Grace.
Nah ditahun 2018 tepatnya Oktober 2018 dirilislah film Venom (2018), Venom dikisahkan tersendiri, tidak lagi mendompleng superhero Spiderman lagi. Karakter dan ciri khas Venom sendiri tidak banyak diubah dari film Spiderman dulu. Hanya difilm kali ini, Venom dikenalkan sebagai antihero yang dibuat agak humanis.
Pada film Venom ini, Eddie Brock diperankan oleh Tom Hardy. Saya sih berpendapat, figurnya cocok memerankan karakter Venom ini. Tom Hardy cocok memerankan karakter dengan dua kepribadian jadi satu. Komentar saya mengenai film ini bagus, karena buat saya film superhero selalu oke untuk ditonton. Film Venom ini punya cita rasa semi Marvel, ya film ini memang cita rasanya Sony Picture banget, agak gelap-gelap gimana gitu, hanya saja selera humornya Marvel coba dimasukan. Antihero Venom ini masih oke lah ditonton anak berumur remaja, soalnya tidak begitu sadis seperti Deadpool. Tetap, jika mengajak anak kecil, perlu bimbingan, ikutilah arahan umur. Soalnya ada adegan kissing-nya gitu, emang sih tidak vulgar buat yang sudah dewasa seperti saya.
Jalan ceritanya, Venom ini sebenarnya adalah makluk alien yang punya sifat simbiote, yang perlu inang untuk hidup di luar planet asalnya. Parasit simbiote ini sudah dijadikan bahan penelitian oleh Yayasan Kehidupan di California dibawah naungan Carlton Drake (Riz Ahmed).
Yayasan ini punya misi medis pada awalnya, dengan memanfaatkan regenarsi sel dari organisme alien untuk disimbiosiskan kepada manusia, supaya manusia bisa terlepas dari namanya penyakit mematikan. Namun, niatnya ini tidak murni untuk kebaikan, karena usahanya yang menghalalkan segala cara. Padahal percobaan yang dilakukan selalu menemukan kegagalan, karena sangat tidak mungkin menemukan inang yang cocok dengan simbiot alien ini. Sehingga sangat sulit untuk memanfaatkan simbiot ini dalam dunia medis.
Difilm ini tidak dikisahkan dari planet mana Venom berasal, yang jelas dari luar angkasa. Sebenarnya ada beberapa organisme simbiote yang digunakan dalam penelitian. Ketika diawal dikisahkan pesawat luar angkasa Yayasan Kehidupan jatuh di Malaysia. Akibat pendaratan darurat itu, ada satu organisme simbiot yang lepas dan menempel ke inang satu ke inang lain, dengan tujuan pergi ke pusat Yayasan Kehidupan, untuk mencari roket agar bisa kembali ke planet asalnya dengan maksud melakukan invasi.
Organisme simbiote ini mencari energi dengan memakan organ dalam inangnya. Organisme yang masih aman didalam tabung segel diamankan kembali ke laboratorium Yayasan Kehidupan. Di sana, Carlton Drake meminta peneliti-penelitinya melanjutkan percobaan untuk lebih memaksimalkan kemampuan regenerasi dari si simbiote, guna menemukan formula yang tepat inang seperti apa yang bisa disimbiosiskan.
Dilain segmen dikisahkan kehidupan dari seorang Eddie Brock, dia merupakan jurnalis muda yang punya karir cukup bagus saat itu, dia dikenal sebagai jurnalis investigasi, dia sudah banyak mengungkap kasus-kasus yang luput dari pemberitaan biasa. Saat itu memang jadi puncak karirnya, dia bahkan hendak menikah dengan pacarnya Anne Weying (Michelle Williams). Anne saat itu bekerja sebagai pengacara didivisi hukum di Yayasan Kehidupan. Anne pun menyimpan rahasia dari Yayasan Kehidupan yang kerap melakukan percobaan-percobaan diluar kepatutan. Eddie Brock memang sedari awal sudah tidak begitu suka dengan Carlton Drake karena ada yang tidak beres. Dari ulah iseng Eddie Brock yang kepo, ingin tahu dan berusaha mencari borok dari yayasan pimpinan Carlton Drake, Eddie membuka laptop Annie dan membaca dokumen rahasia sisi gelap dari percobaan Yayasan Kehidupan selama ini.
Eddie berusaha membongkar kebobrokan dari Drake, namun sayang bukti yang kurang lengkap, membuat posisi Eddie sulit, perusahaan Drake itu akhirnya tahu dari mana Eddie mendapatkan informasi rahasia itu lalu kemudian memecat Annie kekasihnya. Perusahaan tempat Eddie bekerja pun memecatnya, karena Eddie dianggap melakukan kecerobohan membuat berita tanpa ada bukti jelas. Yayasan Kehidupan dikisahkan sebagai yayasan besar yang punya power untuk melakukan apapun, bahkan membeli perusahaan media dimana Eddie bekerja.
Kehidupan Eddie pun memburuk, dia diputuskan pacarnya, dia jadi pengangguran, apartemennya disita dan dia tidak mampu membayar tagihan-tagihan, hidupnya jadi kacau.
Salah satu ilmuwan Carlton Drake menyadari apa yang dilakukan bosnya itu salah, dan berusaha mengungkap kebobrokan yayasannya itu. Kemudian mencoba mengontak Eddie agar supaya Eddie mau membongkar kebobrokan yayasan dimana dia bekerja. Eddie sempat disusupkan ke dalam laboratorium dan mengumpulkan bukti-bukti, tapi ketika sedang mengumpulkan bukti, Eddie kenal pada seorang wanita yang menjadi kelinci percobaan, dia adalah wanita tunawisma yang sering tinggal di depan apartemen Eddie.
Eddie mencoba menolong wanita itu yang nampak menderita menjadi inang alien simbiot ini. Hingga akhirnya Eddie memecahkan pintu kaca ruang isolasi dan si wanita itu menyerang Eddie tanpa bisa dikendalikan. Alien simbiote itu kemudian masuk ke tubuh Eddie. Eddie pun lari ketakutan, ditambah lagi petugas keamanan mengejarnya. Tubuh Eddie yang kini menjadi inang baru bagi si alien simbiote ini menjadi lebih kuat, Eddie yang tadinya hanya manusia biasa yang 'lemah' berubah menjadi kuat, aksi mendobrak pintu, menghantam tembok, kaca, bahkan hingga merobek pagar kawat dia lakukan, bahkan anti peluru. Eddie pada akhirnya bisa melarikan diri dari kejaran petugas keamanan laboratorium.
Eddie pun kembali ke apartemennya, di sana Eddie belum menyadari jika tubuhnya terjangkit parasit simbiot alien. Dia jadi tidak bisa mengendalikan diri, nafsu makannya terus bertambah diluar batas kewajaran. Meski begitu Eddie masih bisa sedikit mengendalikan pengaruh parasit dalam tubuhnya. Hal ini terjadi terus sampai akhirnya parasit itu mengenalkan siapa dirinya, dan mengaku sebagai Venom. Venom ini merasa tubuh Eddie adalah inang yang tepat baginya. Venom merasa Eddie cocok dengan karakternya, karena di planetnya Venom merupakan simbiote pecundang dibandingkan simbiote lain. Di bumi Venom jadi lebih baik dan bertemu inang yang sesuai.
Sejak pelarian Eddie dari laboratorium itu, Eddie jadi buronan Drake. Dilain cerita, alien simbiote yang kabur ketika di Malaysia sudah mencapai laboratorium Yayasan Kehidupan. Saat itu alien simbiote menggunakan tubuh anak kecil. Alien simbiote itu lalu kemudian langsung berpindah inang ke dalam tubuh Drake. Ternyata alien simbiote yang masuk ke tubuh Drake merupakan pimpinan koloni di planetnya, yang punya kemampuan lebih dibanding simbiote lain, termasuk Venom yang menempel pada Eddie.
Simbiote Venom ini difilm ini tidak terlihat brutal seperti Venom di Spiderman 3, tubuh makluk hidup yang jadi inangnya tidak melulu mati dimakan, itu terbukti dengan Venom yang sempat bersimbiote dengan tubuh Anne saat mencari Eddie yang sempat diamankan oleh Drake ketika Drake menginginkan Venom kembali ke labnya.
Akhir cerita terjadilah pertarungan antara si pimpinan koloni simbiot yang bersarang ditubuh Drake dengan si Venom yang bersarang ditubuh Eddie. Venom/Eddie berusaha menggagalkan roket luar angkasa pergi meninggalkan bumi, karena akan sangat fatal jika itu terjadi, pimpinan koloni simbiote akan membawa koloni mereka menginvasi bumi. Sisi lain dari karakter Venom yang sebelumnya dianggap vilain, kini berubah menjadi pelindung bumi.
Menarik untuk ditonton, pokoknya yang belum nonton ya harus nonton lah. Meskipun saya di sini menyajikan spoiler, tapi kan di atas saya sudah tulis, spoiler alert dan jangan lanjutkan membaca. Seperti biasa catatan ini saya buat berdasarkan apa yang saya tangkap waktu nonton, akurasinya sih kadang sedikit beda dengan yang lain, tapi secara umum sama-sama lah. Catatan ini juga jadi pengingat saya, maklum saya sekarang mudah sekali lupa, jadi dengan cara ini saya mengingat.
Film ini diproduksi oleh Colombia Pictures bekerja sama dengan Marvel, Tencent Pictures, Arad Productions, Matt Tolmach Productions, Pascal Pictures dan didistribusikan oleh Sony Pictures. Meskipun Marvel dilibatkan dalam kerjasama ini, Marvel Studios tidak terlibat langsung dan tidak berniat mengintegrasikannya dengan MCU. Disutradarai oleh Ruben Fleischer. Cerita oleh Jeff Pinkner dan Scott Rosenberg. Total durasi 112 menit. Film ini memulai produksinya Oktober 2017, lokasi syutingnya ada di Atlanta, New York dan San Fransisco.
Ya seperti ini dulu catatan saya tentang film bisa jadi rekomendasi mengisi akhir pekan di awal Oktober 2018, sekaligus refresing selama beberapa hari terakhir menonton dagelan politik, panggung hoax oleh kaum oposisi negeri ini. Semoga bisa menghibur dan mencairkan suasana masa kampanye pilpres 2019. Sampai jumpa dicatatan tentang film lainnya. -cpr-