Baca Juga
Cerita Dewasa Romantis - Pengalaman saya ML dengan kak Linda, Perkenalkan namaku Rendi, umurku ketika ini 19 tahun. Kuliah dikota S yang familiar dengan sopan santunnya. Saya buah hati kedua sesudah kakakku Ana. Kedua orang tuaku berprofesi sebagai pegawai sipil. Tinggi badanku lazim saja layaknya buah hati seusiaku merupakan 169 kg. Di web ini saya akan menyebutkan kisah unikku. Pengalaman pertama dengan apa yang namanya sex. Kisah ini masih saya ingat selamanya sebab pengalaman pertama memang tidak terlupakan. Dikala itu usiaku masih 10 tahun pada waktu itu saya masih kelas 4 SD. Kisah ini benar benar saya natural tanpa saya rubah sedikit malah.
Saya punya sahabat sebayaku namanya Putri, ia juga duduk di tempat duduk SD. Saya dan ia tak jarang main bersama. Ia buah hati yang benar-benar manis dan manja. Ia memiliki dua kakak. Kakak pertama namanya Rio di telah berprofesi di Jakarta. Dan kakaknya yang satu lagi namanya Linda. Dikala itu ia kuliah semester 4 jurusan akuntansi salah satu perguruan tinggi di kota kelahiranku. Ia lebih menawan dari pada adiknya Putri. Tingginya kaprah kaprah 160 cm dan ukuran payudaranya cukup seusianya tak besar banget namun kenceng.
Waktu itu hari benar-benar panas, saya dan Putri sedang main dirumahnya. Maklum rumahku dan rumahnya bersebelahan. Dikala itu ortu dari Putri sedang pergi ke Bandung untuk beli kain. Putri ditinggal bersama kakaknya Linda.
“Wa bosen kali nih, mainnya cuma gini-gini terus. Yuk main dokter2 an”ajak Putri
Seketika saya siapkan mainannya. Saya jadi dokter dan ia jadi pasiennya. Waktu saya periksa ia buka pakaian. Kami malah mengerjakan seperti itu lazim sebab belum ada naluri seperti orang dewasa, kami menganggap itu mainan dan hal itu lazim sebab masih kecil. Waktu saya pegang stetoskop dan menyentuhkannya didadanya. Saya tak tahu perasaanya. Tetapi saya menganggapnya mainan. Waktu itu pintu tiba tiba terbuka. Linda pulang dari kampusnya. Tanpa pakaian, Putri menyamperi kakaknya yang sedang terkejut di depan pintu.
“Hai Kak baru pulang dari kampus” kata Putri
“Ngapain kau buka pakaian semua” tanya Kak Linda memandangi adiknya.
“Kita lagi main dokter dokteran, saya pasiennya walaupun Rendi jadi dokternya, namun sepi Kak masa pasiennya hanya satu. Kakak lelah nggak. Ikutan main ya kak?” jawab Putri
“Oh sedang main.. ywdh kakak nyusul setelah ganti pakaian dulu, abisnya gerah kali" kata Linda.
Kami bertiga malah langsung masuk ke kamar lagi, saya dan Putri asyik main dan Kak Linda merebahkan tubuhnya ditempat tidur disamping kami. Saya memperhatikan Kak Linda benar-benar menawan saat meringkuk. Sesudah sebagian menit kemudian ia mengamati kami bermain dan ia terbengong memikirkan sesuatu.
“Ayo Kak cepetan, pun bengong” ajak Putri pada kakaknya.
Lalu ia berdiri membuka lemari. Ia kepanasan sebab udaranya. Umumnya ia memerintah kami tunggu di luar saat ia ganti pakaian
“Ayo tutup mata kalian, saya berharap ganti nih soalnya panas banget” Kak Linda memerintah kami.
Ia melepaskan baju satu persatu dari mulai celana panjangnya, ia mengaplikasikan CD warna putih berenda dengan figur g-string. Dikala itu ia masih dihadapan kami. Tertampang paha putih bersih tanpa cacat. Sesudah itu ia melepas kemejanya dicopotnya kancing stu perstu. Sesudah terbuka semua kancingnya, saya bisa memperhatikan bra yang digunakannya. Lalu ia membelakangi kami, ia juga melepas branya sesudah kemejanya ditanggalkan.
Saya malah terbengong memandangnya sebab belum pernah saya memperhatikan wanita dewasa telanjang apa lagi saat saya memperhatikan bokongnya yang uuhh. Ia memilih pakaian agak lama, otomatis saya memperhatikan punggungnya yang mulus dan alhasil ia mengaplikasikan baby doll dengan potongan leher rendah sekali tanpa bra dan bahannya super tipis nampak putingnya yang berwarna cokelat muda. Kulitnya benar-benar putih dan mulus lebih putih dari Putri. Putri melihatku.
“Rendi koq bengong belum lihat kakakku buka pakaian ya? Lagian kakak buka pakaian nggak nyuruh kita pergi.” Kak Linda ngomel,”Idih kalian masih kecil belum tahu apa apa lagian juga saya nggak ngelihatin kalian seketika. Ingin lihat ya Ren?”ia bersenda gurau.
Akupun menundukan mukaku sebab malu.”Tapikan kak, susunya kakak telah gede segitu apa nggak malu ama Rendi.” tanya Putri.
”Lu aja telanjang bulat kayak itu gak malu jadi ngapain wa malu. Dah lah ayo kita main kembali.” Linda menjawab adiknya. Kami malah bermain kembali.
Giliran Kak Linda saya periksa. Ia memerintah saya memeriksanya, ia agak melongarkan pakaiannya. Saat stetoskop saya masukkan di dalam pakaiannya melalui lubang lehernya, ideal kena putingnya. Ia memekik. Saya malah terkejut namun saya malah tak memandangnya sebab malu. Ia menyuruhku untuk untuk lama lama didaerah itu. Ia merem melek kayak nahan sesuatu, dikendalikannya tanganku lalu ditekan tekan tempat putingnya. Saya merasa sesuatu mengeras.
“Kak ngapain.. Emang nikmat banget diperiksa.. Kayak orang sakit beneran banget.” Putri Tanya ama kakaknya.
Kak Linda malah stop.”Yuk kita mandi soalnya telah petang lagikan kau Putri ada les lho nanti kau tertinggal.” Ajak Kak Linda pada kami berdua. Ia memerintah bawa handuk ama pakaian ganti.
Sesudah mengisi air, saya malah membuka bajuku tanpa ada muatan yang ada dan telanjang bulat seperti itu juga ama Putri. Kamipun bermain air di bathup. Kamar mandi disini sungguh-sungguh mewah ada shower bathup dan lain lain lah, maklum ia buah hati terkaya dikampungku. Sesudah itu pintu digedor ama kakaknya ia suruh buka pintu kamar mandinya. Saya malah membukanya. Kak Linda melihatku penuh terpukau sambil menatap komponen bawahku yang telah tanpa pelindung sedikitpun, saya baru tahu itu namanya lagi horny. Lalu ia masuk langsung di membuka piyama mandinya. Jreng.. Hatiku seketika berdenyut cepat, ia menerapkan bra tranparan ama CD yang tadi ia pake dihadapan kami.
“Bolehkan mandi bersama kalian lagian kalian kan masih buah hati kecil.”
“Ihh.. Kakak.. Punya kakak itu terlihat” ledek adiknya.
Ia cuma tersenyum menarik hati kami khususnya saya.”biarin”sambil ia pegang sendiri puting ia menjawab lalu ia membasahi badannya ama air di shower. Makin terang apa yang nama payudara cewek lagi berkembang. Bra kak Linda agak turun ke bawah usai kena air dari shower. Lucu banget wujudnya pikirku. Payudaranya hendak seakan melompat keluar.
“Ayo kencang turun dahulu, saya beri busa di bathupnya..”.
Putri bergegas keluar namun saya tak, saya takut sekiranya ketahuan anuku mengeras, saya malu banget. Baru kali ini saya mengeras gede banget. Kemudian Linda mendekati dan menyuruhku untuk segera turun. Saya turun dengan tertunduk muka Kak Linda memperhatikan komponen bawahku yang telah mengeras sama pada waktu saya bermain namun bedanya kini seketika dihadapan mata. Ia cuma tersenyum padaku. Saya kaprah ia naik pitam. Ia kayak sengaja menyenggol senjataku dengan paha mulusnya.
“Ooohhhh.. Apa tuh..” kata Linda dengan wajah pura pura tak tahu, Putripun ngakak memandangnya.
“Sesudah yang dinamakan senjatanya laki laki yang lagi mengeras namun culun ya sekiranya belum disunat” Kak Linda memberitahukan pada adiknya.
Sesudah busanya melimpah di air kami malah nyebur bareng.
“Dik, boleh nggak nih kakak buka bra” pinta Kak Linda pada kami.
“Buka aja to Kak lagian sekiranya mandi gunakan baju kayak orang desa.” adiknya menjawab.
Tetapi saya nggak dapat jawab. Dengan perlahan perlahan kancing dibelakang punggung dibukanya lalu lepas telah pengaman dan pelindung susunya. Dengan telapak tangannya ia menutupi payudaranya.
“Seketika buka aja sekaligus CD nya nanti dekil kena bau CD kakak,” ujar Putri terhadap kakaknya.
Seketika ia berdiri diatas bathup melorotkan CDnya dengan hati hati(kayaknya ia benar-benar menunggu ekspresiku saat memperhatikan wanita telanjang bulat dihadapannya). Saat ia berdiri membetuli shower diatas kami, saya memperhatikan semua tubuhnya yang telah telanjang bulat.
“Kak anu.. kakak Teteknya besar, ama ada rambut dikit dibagian bawahnya kakak,” saya menyanjungnya.
ia cuma tersenyum dan memberitahu sekiranya aslinya bawahan nya lebat cuma saja rajin dicukur. Ia agak berlama lama berdiri kayaknya makin deket aja komponen sensitivenya dengan wajahku, ada sesuatu harum yang berbeda dari tempat sekitar itu. Kak Linda terus berdiri sambil melirikku.
Sambil membilasi payudaranya dengan air hangat serta digoyang dikit dikit pantat bahenolnya. Ia menghadap kami sambil mnyiram komponen sensitifnya. Saya malah tidak berani seketika menatapnya. Sambil memainkan payudaranya sendiri ia punya anjuran plus pandangan baru edan.
“Mainan yuk. Saya jadi ibunya, kau jadi si kecilnya.”
Lalu Kak Linda memerintah mainan ibu ibuan, ia memerintah kami jadi bayi. Lalu ia menyodorkan susunya pada kami.
“Anakku kasihan, sini ibu kasih kau minum” ia berkata pada kami.
Putri malah seketika mengenyot puting susu kakaknya, namun saya malah tidak bergerak sama sekali, lalu ia seketika menyambar kepalaku ditarik ke arah payudaranya.
“Ayo sedot yang kuat.. Ahh.. Cepet.. Gigit perlahan perlahan.. Acchh,” kata itu keluar.
Tetapi koq nggak keluar airnya. Punya Mama keluar air susunya. Tiba tiba Putri stop.
“Uhh.. Ini kan namanya mainan jadi nggak beneran. Kau udahan aja telah jamnya kau les” Putri malah bergegas turun dan berganti baju semenjak ketika itu saya tidak memdengar langkah ia lagi.
Saya malah masih diperintah mainan dengan putingnya tangan kiriku dikomando agar meremas susu kirinya. Mendadak saya bergetar karen ada yang memegang anuku. Dengan kanan kanan memegangi tangan kiriku untuk meremas payudaranya terbukti tangan kanannya memainkan penisku.
Seketika ia memerintahkan untuk turun dari situ. Kami malah turun dari situ. Lalu. Ia duduk di pingiran sambil membuka selakangannya. Saya baru memperhatikan rahasia cewe.
“Rendi ini yang dinamakan Miss V, punya cewek. Tadi waktu kakak berdiri saya tahu sekiranya kau mengamati komponen kakak yang ini. Ayo saya ajarin gimana mainan ama Miss V” akupun cuma mengangguk.
Ia memerintah menjilatinya sesudah ia mengeringkannya dengan handuk. Saya malah menjulurkan lidahku kesana namun komponen luarnya. Ia cuma tersenyum melihatku. Dengan jari tangan nya ia membuka komponen kewanitaan itu. Saya benar benar takjub memperhatikan panorama kayak itu. Warnanya merah muda seperti sebuah bibir imut.
Sesudah ia buka genitalianya, lalu ia suruh saya agar menjilatinya. Ada cairan sedikit yang keluar dari komponen itu rasanya asin namun nikmat. Ia saya menyodok dengan kedua jariku, terasa benar-benar becek. Ia menyuruhku stop sebentar. Saat ia menggosok gosok sendiri dengan tangannya dengan kencang lalu ia menyambar kepalaku dengan tangannya ditempel mukaku dihadapannya.
Seerr.. Serr.. suara air yang keluar dari vaginanya banyak sekali. Sambil berteriak plus mendesis lagi merem melek. Sesudah itu ia jongkok, saya terkejut saat ia seketika menjilati kepala penisku. Di buka komponen kulup sampai nampak kepalanya.
“Jangan dijilat kak, itu buat kencing punya. Emangnya kakak gak jijik” tanyaku namun ia tidak menjawab dan terus memaju mundurkan kepalanya.
Sakit dan geli itu yang kurasakan namun lama lama nikmat saya seketika rasanya seperti kencing namun tak jadi. Ia menerapkan sabun cair katanya biar agak licin jadi nggak sakit. Saking enaknya saya bagai melayang badanku bergetar seluruh. Sesudah dibilas ia mengkulum penisku, seluruh masuk didalam mulutnya.
“Kak saya berharap kencing dahulu” saya menyela.
Sesudah itu ia meringkuk dilantai ia memerintah bermain dengan kacang didalam vaginanya. Pertama saya tak tahu, ia memberi tahu sesudah ia sendiri membukanya. Saya sentuh komponen itu dengan kasar ia seketika menjerit ia mengajarkan bagaimana semestinya melaksanakannya. Diputar putar jariku disana tiba tiba kacanga itu menjadi benar-benar keras.
Saya bermain sekitar 5 menit dengan lidah dan jariku. Keluar lagi air dari vaginanya. Saya diperintah terus menyedotnya. Ia kayaknya benar-benar lemas lunglai. Sesudah sebagian ketika ia membatasi penisku dan membimbingnya di Miss V.
“Coba usul anumu ke dalam sana pasti saya jamin nikmat banget rasanya” ia menyuruhku.
Dengan hati-hati saya masukkan sesudah masuk saya membisu saja. Ia memerintah saya untuk menekan keras. Dan bless masuk semuanya ia memberi anjuran kayak orang memompa. Masuk-keluar.
“Ahhh teruskan.. cepetan.. aahh.. aahh.. aahh..” kata Linda sambil mendesah sambil memaju mundurkan bokong besarnya.
Tetapi sekitar 3 menit rasanya penisku kayak diremas oleh kedua daging itu lalu saya mau sekali pipis. Dikala itu penisku kayak ada yang air mengalir. Dan serr.. seerrs air kencingku membanjiri komponen dalamnya. Sesudah kelelahan kami malah keluar ia seketika pergi ke kamar masih situasi bugil.
Kemudian ia meringkuk sebab lelah, saya mendekatinya dan ia memelukku seperti adiknya, payudaranya nempel di mukaku. Sesudah saya memperhatikan wajahnya ia menangis. Lalu ia memerintah saya pulang. Saya mengenakan baju dan pulang. Ia memerintah merahasiakan sekiranya saya berdialog ama orang lain saya nggak boleh bermain ama adiknya.
Kami malah terus melaksanakannya sekitar 1 tahun tanpa ada siapa yang tahu. Sekitar saya kelas 1 SMP ia kawin ama sahabatnya sebab ia hamil. Saat 2 pekan lalu (ketika ini) saya bersua ia bertanya masih menyenangi main seperti dahulu. Akupun cuma ngakak saat saya tahu itu yang namanya sex dan saya ngucapin terima beri buat kakak, itu yakni pengalamanku yang pertama.
Waktu itu hari benar-benar panas, saya dan Putri sedang main dirumahnya. Maklum rumahku dan rumahnya bersebelahan. Dikala itu ortu dari Putri sedang pergi ke Bandung untuk beli kain. Putri ditinggal bersama kakaknya Linda.
“Wa bosen kali nih, mainnya cuma gini-gini terus. Yuk main dokter2 an”ajak Putri
Seketika saya siapkan mainannya. Saya jadi dokter dan ia jadi pasiennya. Waktu saya periksa ia buka pakaian. Kami malah mengerjakan seperti itu lazim sebab belum ada naluri seperti orang dewasa, kami menganggap itu mainan dan hal itu lazim sebab masih kecil. Waktu saya pegang stetoskop dan menyentuhkannya didadanya. Saya tak tahu perasaanya. Tetapi saya menganggapnya mainan. Waktu itu pintu tiba tiba terbuka. Linda pulang dari kampusnya. Tanpa pakaian, Putri menyamperi kakaknya yang sedang terkejut di depan pintu.
“Hai Kak baru pulang dari kampus” kata Putri
“Ngapain kau buka pakaian semua” tanya Kak Linda memandangi adiknya.
“Kita lagi main dokter dokteran, saya pasiennya walaupun Rendi jadi dokternya, namun sepi Kak masa pasiennya hanya satu. Kakak lelah nggak. Ikutan main ya kak?” jawab Putri
“Oh sedang main.. ywdh kakak nyusul setelah ganti pakaian dulu, abisnya gerah kali" kata Linda.
Kami bertiga malah langsung masuk ke kamar lagi, saya dan Putri asyik main dan Kak Linda merebahkan tubuhnya ditempat tidur disamping kami. Saya memperhatikan Kak Linda benar-benar menawan saat meringkuk. Sesudah sebagian menit kemudian ia mengamati kami bermain dan ia terbengong memikirkan sesuatu.
“Ayo Kak cepetan, pun bengong” ajak Putri pada kakaknya.
Lalu ia berdiri membuka lemari. Ia kepanasan sebab udaranya. Umumnya ia memerintah kami tunggu di luar saat ia ganti pakaian
“Ayo tutup mata kalian, saya berharap ganti nih soalnya panas banget” Kak Linda memerintah kami.
Ia melepaskan baju satu persatu dari mulai celana panjangnya, ia mengaplikasikan CD warna putih berenda dengan figur g-string. Dikala itu ia masih dihadapan kami. Tertampang paha putih bersih tanpa cacat. Sesudah itu ia melepas kemejanya dicopotnya kancing stu perstu. Sesudah terbuka semua kancingnya, saya bisa memperhatikan bra yang digunakannya. Lalu ia membelakangi kami, ia juga melepas branya sesudah kemejanya ditanggalkan.
Saya malah terbengong memandangnya sebab belum pernah saya memperhatikan wanita dewasa telanjang apa lagi saat saya memperhatikan bokongnya yang uuhh. Ia memilih pakaian agak lama, otomatis saya memperhatikan punggungnya yang mulus dan alhasil ia mengaplikasikan baby doll dengan potongan leher rendah sekali tanpa bra dan bahannya super tipis nampak putingnya yang berwarna cokelat muda. Kulitnya benar-benar putih dan mulus lebih putih dari Putri. Putri melihatku.
“Rendi koq bengong belum lihat kakakku buka pakaian ya? Lagian kakak buka pakaian nggak nyuruh kita pergi.” Kak Linda ngomel,”Idih kalian masih kecil belum tahu apa apa lagian juga saya nggak ngelihatin kalian seketika. Ingin lihat ya Ren?”ia bersenda gurau.
Akupun menundukan mukaku sebab malu.”Tapikan kak, susunya kakak telah gede segitu apa nggak malu ama Rendi.” tanya Putri.
”Lu aja telanjang bulat kayak itu gak malu jadi ngapain wa malu. Dah lah ayo kita main kembali.” Linda menjawab adiknya. Kami malah bermain kembali.
Giliran Kak Linda saya periksa. Ia memerintah saya memeriksanya, ia agak melongarkan pakaiannya. Saat stetoskop saya masukkan di dalam pakaiannya melalui lubang lehernya, ideal kena putingnya. Ia memekik. Saya malah terkejut namun saya malah tak memandangnya sebab malu. Ia menyuruhku untuk untuk lama lama didaerah itu. Ia merem melek kayak nahan sesuatu, dikendalikannya tanganku lalu ditekan tekan tempat putingnya. Saya merasa sesuatu mengeras.
“Kak ngapain.. Emang nikmat banget diperiksa.. Kayak orang sakit beneran banget.” Putri Tanya ama kakaknya.
Kak Linda malah stop.”Yuk kita mandi soalnya telah petang lagikan kau Putri ada les lho nanti kau tertinggal.” Ajak Kak Linda pada kami berdua. Ia memerintah bawa handuk ama pakaian ganti.
Sesudah mengisi air, saya malah membuka bajuku tanpa ada muatan yang ada dan telanjang bulat seperti itu juga ama Putri. Kamipun bermain air di bathup. Kamar mandi disini sungguh-sungguh mewah ada shower bathup dan lain lain lah, maklum ia buah hati terkaya dikampungku. Sesudah itu pintu digedor ama kakaknya ia suruh buka pintu kamar mandinya. Saya malah membukanya. Kak Linda melihatku penuh terpukau sambil menatap komponen bawahku yang telah tanpa pelindung sedikitpun, saya baru tahu itu namanya lagi horny. Lalu ia masuk langsung di membuka piyama mandinya. Jreng.. Hatiku seketika berdenyut cepat, ia menerapkan bra tranparan ama CD yang tadi ia pake dihadapan kami.
“Bolehkan mandi bersama kalian lagian kalian kan masih buah hati kecil.”
“Ihh.. Kakak.. Punya kakak itu terlihat” ledek adiknya.
Ia cuma tersenyum menarik hati kami khususnya saya.”biarin”sambil ia pegang sendiri puting ia menjawab lalu ia membasahi badannya ama air di shower. Makin terang apa yang nama payudara cewek lagi berkembang. Bra kak Linda agak turun ke bawah usai kena air dari shower. Lucu banget wujudnya pikirku. Payudaranya hendak seakan melompat keluar.
“Ayo kencang turun dahulu, saya beri busa di bathupnya..”.
Putri bergegas keluar namun saya tak, saya takut sekiranya ketahuan anuku mengeras, saya malu banget. Baru kali ini saya mengeras gede banget. Kemudian Linda mendekati dan menyuruhku untuk segera turun. Saya turun dengan tertunduk muka Kak Linda memperhatikan komponen bawahku yang telah mengeras sama pada waktu saya bermain namun bedanya kini seketika dihadapan mata. Ia cuma tersenyum padaku. Saya kaprah ia naik pitam. Ia kayak sengaja menyenggol senjataku dengan paha mulusnya.
“Ooohhhh.. Apa tuh..” kata Linda dengan wajah pura pura tak tahu, Putripun ngakak memandangnya.
“Sesudah yang dinamakan senjatanya laki laki yang lagi mengeras namun culun ya sekiranya belum disunat” Kak Linda memberitahukan pada adiknya.
Sesudah busanya melimpah di air kami malah nyebur bareng.
“Dik, boleh nggak nih kakak buka bra” pinta Kak Linda pada kami.
“Buka aja to Kak lagian sekiranya mandi gunakan baju kayak orang desa.” adiknya menjawab.
Tetapi saya nggak dapat jawab. Dengan perlahan perlahan kancing dibelakang punggung dibukanya lalu lepas telah pengaman dan pelindung susunya. Dengan telapak tangannya ia menutupi payudaranya.
“Seketika buka aja sekaligus CD nya nanti dekil kena bau CD kakak,” ujar Putri terhadap kakaknya.
Seketika ia berdiri diatas bathup melorotkan CDnya dengan hati hati(kayaknya ia benar-benar menunggu ekspresiku saat memperhatikan wanita telanjang bulat dihadapannya). Saat ia berdiri membetuli shower diatas kami, saya memperhatikan semua tubuhnya yang telah telanjang bulat.
“Kak anu.. kakak Teteknya besar, ama ada rambut dikit dibagian bawahnya kakak,” saya menyanjungnya.
ia cuma tersenyum dan memberitahu sekiranya aslinya bawahan nya lebat cuma saja rajin dicukur. Ia agak berlama lama berdiri kayaknya makin deket aja komponen sensitivenya dengan wajahku, ada sesuatu harum yang berbeda dari tempat sekitar itu. Kak Linda terus berdiri sambil melirikku.
Sambil membilasi payudaranya dengan air hangat serta digoyang dikit dikit pantat bahenolnya. Ia menghadap kami sambil mnyiram komponen sensitifnya. Saya malah tidak berani seketika menatapnya. Sambil memainkan payudaranya sendiri ia punya anjuran plus pandangan baru edan.
“Mainan yuk. Saya jadi ibunya, kau jadi si kecilnya.”
Lalu Kak Linda memerintah mainan ibu ibuan, ia memerintah kami jadi bayi. Lalu ia menyodorkan susunya pada kami.
“Anakku kasihan, sini ibu kasih kau minum” ia berkata pada kami.
Putri malah seketika mengenyot puting susu kakaknya, namun saya malah tidak bergerak sama sekali, lalu ia seketika menyambar kepalaku ditarik ke arah payudaranya.
“Ayo sedot yang kuat.. Ahh.. Cepet.. Gigit perlahan perlahan.. Acchh,” kata itu keluar.
Tetapi koq nggak keluar airnya. Punya Mama keluar air susunya. Tiba tiba Putri stop.
“Uhh.. Ini kan namanya mainan jadi nggak beneran. Kau udahan aja telah jamnya kau les” Putri malah bergegas turun dan berganti baju semenjak ketika itu saya tidak memdengar langkah ia lagi.
Saya malah masih diperintah mainan dengan putingnya tangan kiriku dikomando agar meremas susu kirinya. Mendadak saya bergetar karen ada yang memegang anuku. Dengan kanan kanan memegangi tangan kiriku untuk meremas payudaranya terbukti tangan kanannya memainkan penisku.
Seketika ia memerintahkan untuk turun dari situ. Kami malah turun dari situ. Lalu. Ia duduk di pingiran sambil membuka selakangannya. Saya baru memperhatikan rahasia cewe.
“Rendi ini yang dinamakan Miss V, punya cewek. Tadi waktu kakak berdiri saya tahu sekiranya kau mengamati komponen kakak yang ini. Ayo saya ajarin gimana mainan ama Miss V” akupun cuma mengangguk.
Ia memerintah menjilatinya sesudah ia mengeringkannya dengan handuk. Saya malah menjulurkan lidahku kesana namun komponen luarnya. Ia cuma tersenyum melihatku. Dengan jari tangan nya ia membuka komponen kewanitaan itu. Saya benar benar takjub memperhatikan panorama kayak itu. Warnanya merah muda seperti sebuah bibir imut.
Sesudah ia buka genitalianya, lalu ia suruh saya agar menjilatinya. Ada cairan sedikit yang keluar dari komponen itu rasanya asin namun nikmat. Ia saya menyodok dengan kedua jariku, terasa benar-benar becek. Ia menyuruhku stop sebentar. Saat ia menggosok gosok sendiri dengan tangannya dengan kencang lalu ia menyambar kepalaku dengan tangannya ditempel mukaku dihadapannya.
Seerr.. Serr.. suara air yang keluar dari vaginanya banyak sekali. Sambil berteriak plus mendesis lagi merem melek. Sesudah itu ia jongkok, saya terkejut saat ia seketika menjilati kepala penisku. Di buka komponen kulup sampai nampak kepalanya.
“Jangan dijilat kak, itu buat kencing punya. Emangnya kakak gak jijik” tanyaku namun ia tidak menjawab dan terus memaju mundurkan kepalanya.
Sakit dan geli itu yang kurasakan namun lama lama nikmat saya seketika rasanya seperti kencing namun tak jadi. Ia menerapkan sabun cair katanya biar agak licin jadi nggak sakit. Saking enaknya saya bagai melayang badanku bergetar seluruh. Sesudah dibilas ia mengkulum penisku, seluruh masuk didalam mulutnya.
“Kak saya berharap kencing dahulu” saya menyela.
Sesudah itu ia meringkuk dilantai ia memerintah bermain dengan kacang didalam vaginanya. Pertama saya tak tahu, ia memberi tahu sesudah ia sendiri membukanya. Saya sentuh komponen itu dengan kasar ia seketika menjerit ia mengajarkan bagaimana semestinya melaksanakannya. Diputar putar jariku disana tiba tiba kacanga itu menjadi benar-benar keras.
Saya bermain sekitar 5 menit dengan lidah dan jariku. Keluar lagi air dari vaginanya. Saya diperintah terus menyedotnya. Ia kayaknya benar-benar lemas lunglai. Sesudah sebagian ketika ia membatasi penisku dan membimbingnya di Miss V.
“Coba usul anumu ke dalam sana pasti saya jamin nikmat banget rasanya” ia menyuruhku.
Dengan hati-hati saya masukkan sesudah masuk saya membisu saja. Ia memerintah saya untuk menekan keras. Dan bless masuk semuanya ia memberi anjuran kayak orang memompa. Masuk-keluar.
“Ahhh teruskan.. cepetan.. aahh.. aahh.. aahh..” kata Linda sambil mendesah sambil memaju mundurkan bokong besarnya.
Tetapi sekitar 3 menit rasanya penisku kayak diremas oleh kedua daging itu lalu saya mau sekali pipis. Dikala itu penisku kayak ada yang air mengalir. Dan serr.. seerrs air kencingku membanjiri komponen dalamnya. Sesudah kelelahan kami malah keluar ia seketika pergi ke kamar masih situasi bugil.
Kemudian ia meringkuk sebab lelah, saya mendekatinya dan ia memelukku seperti adiknya, payudaranya nempel di mukaku. Sesudah saya memperhatikan wajahnya ia menangis. Lalu ia memerintah saya pulang. Saya mengenakan baju dan pulang. Ia memerintah merahasiakan sekiranya saya berdialog ama orang lain saya nggak boleh bermain ama adiknya.
Kami malah terus melaksanakannya sekitar 1 tahun tanpa ada siapa yang tahu. Sekitar saya kelas 1 SMP ia kawin ama sahabatnya sebab ia hamil. Saat 2 pekan lalu (ketika ini) saya bersua ia bertanya masih menyenangi main seperti dahulu. Akupun cuma ngakak saat saya tahu itu yang namanya sex dan saya ngucapin terima beri buat kakak, itu yakni pengalamanku yang pertama.