Baca Juga
Ngentot Tante Lucy Si Wanita Karir Sukses | Cerita sex ini bermula dari biasanya saya pergi bolak-balik ke rumah sakit untuk melindungi ayah saya dirumah sakit swasta di daerah Jatinegara, Jakarta Timur. Pada hari Minggu siang tanggal 5 November 2000, saya turun ke bawah tempat merokok dirumah sakit itu, tetapi di waktu saya nikmati rokokku itu, di dekat tempat dudukku ada seseorang wanita 1/2 baya yang kurang lebih berusia 30 th.. Ia terlihat repot sekali menelepon sana-sini dengan handphone-nya untuk mencari layanan derek mobil untuk mobilnya. Tak tahu lantaran saya terasa terganggu atau ada hasrat untuk menolong wanita itu, pada akhirnya saya beranikan diri untuk tawarkan layanan saya karena siapa tahu rusaknyanya masih tetap remeh. Sesudah menghimpun seluruhnya keberanian untuk tawarkan layanan saya pada akhirnya meluncur juga dari mulutku untuk menolong dia.
Eee.. maaf Tante, jika saya bisa tau, mobil tante rusak? bertanya saya dengan ragu-ragu.
Iya Dik , jawabnya singkat sembari terus menghubungi seorang dengan handphone-nya.
Eee.. jika bisa tau, Tante.. mobil Tante apa merk-nya? bertanya saya lagi.
Honda, Honda Pakar , jawabnya serta kesempatan ini dia lihat saya.
Jika bisa, saya cobalah bantu Tante buat benerin mobilnya Tante, karena siapa tau saya dapat, Tante! kata saya tawarkan pertolongan.
Eee.. boleh-boleh.. Mari ke mobil saya yuk , pintanya.
Iya Dik , jawabnya singkat sembari terus menghubungi seorang dengan handphone-nya.
Eee.. jika bisa tau, Tante.. mobil Tante apa merk-nya? bertanya saya lagi.
Honda, Honda Pakar , jawabnya serta kesempatan ini dia lihat saya.
Jika bisa, saya cobalah bantu Tante buat benerin mobilnya Tante, karena siapa tau saya dapat, Tante! kata saya tawarkan pertolongan.
Eee.. boleh-boleh.. Mari ke mobil saya yuk , pintanya.
Kemudian kita berdua jalan meninggalkan tempat itu untuk menuju ke mobil wanita itu, yang nyatanya tak jauh dari tempat merokok. Sesudah saya dibukakan pintu, saya cobalah starter mobilnya namun akhirnya nihil. Dengan masalah seperti ini, saya katakan pada wanita itu bahwa ada kemungkinan bahwa ini permasalahan dinamonya serta saya anjurkan untuk mendorong mobilnya karena tak ada permasalahan hingga dia dapat tiba di tempat tinggalnya atau bengkel saat sebelum kesorean serta tak perlu memanggil layanan derek mobil lantaran biayanya yang mahal. Serta kelihatannya dia memikirkan sesaat serta dia sepakat dengan anjuran saya, sampai pada akhirnya saya memanggil salah satu satpam yang saya jumpai untuk meminta pertolongannya untuk mendorong mobil.
Agh, pada akhirnya mobil wanita itu nyala juga serta seperti sangkaanku bahwa masalahnya cuma permasalahan dinamo. Dengan posisi wanita itu didalam mobil serta saya diluar sembari memerhatikan dia untuk meninggalkan saya, mendadak dia memanggil saya dengan buka kaca jendelanya serta mengatakan terima kasih pada saya sembari memberi duit 2 lembar seratus ribu namun saya tolak karena pertolonganku yaitu dari hati nuraniku bukanlah untuk meminta balasan tetapi dia terus memaksa saya serta pada akhirnya saya ambillah satu saja serta satunya lagi terus di tangannya sembari mengatakan bahwa itu saja telah kian lebih cukup. Pada akhirnya dia mengalah lantaran saya terus bertahan tidak untuk mengambil bekasnya namun dia buka tasnya serta mengambil kartu namanya serta diberikan buat saya sembari menitip pesan bahwa bila ada suatu hal atau saya tengah senggang disuruh menghubungi dia, serta saya terima kartu namanya. Saat sebelum pergi, dia bertanya nama saya sembari menyodorkan tangannya serta saya jawab bahwa nama saya Willi serta dia menyampaikan bahwa namanya Lucy. Serta pada akhirnya ia pergi dengan mobilnya serta saya terus berdiri lihat mobilnya sampai hilang ditelan suatu tikungan ke kanan.
Dua hari sesudah peristiwa itu, ayah saya wafat serta saya repot menyelasaikan semua masalah yang terkait dengan ayah saya dari mulai rumah sakit, rumah duka, dikremasi sampai jadinya Akte Kematian.
Sesudah seluruhnya usai serta saya kembali ke kehidupanku yang cuma menggunakan hari untuk hari saya dengan jalan-jalan dengan rekan-rekan saya kesana ke mari. Sampai disuatu hari di bln. Desember 2000, saya teringat kembali dengan wanita yang saya kenal dirumah sakit serta saya mencari kartu namanya serta pada akhirnya ketemu. Pada akhirnya saya hubungi Handphone-nya meskipun di kartu nama itu ada nomer telephone rumah serta kantornya.
Halloo?! terdengar jawaban seseorang wanita dari sana.
Dengan Lucy-nya ada? ini Willi , jawab saya komplit.
Sesaat terdiam serta terdengar, Iya ini Lucy sendiri serta saya ingat jika anda yang nolong saya saat saya dirumah sakit itu khan? tanyanya yang berkesan menebak.
Iya.. ini saya Willi yang saat itu , jawab saya.
Eee.. bagaimana saat ini anda, Will? tanyanya.
Lagi senggang nich , jawab saya.
Sepertinya untuk saat ini saya tidak dapat lama-lama ditelepon.. bagaimanakah bila malam ini kita ketemu, saya ingin traktir anda makan malem, apa dapat? sambungnya.
Iya dapat. Saya tidak ada acara , jawabku singkat.
Oke jika gitu kita ketemu di restaurant Tonys Romas deket Ratu Plaza saja jam 7 malam ini, Oke? anda tau khan? jawabnya menuturkan.
Iya saya tau, Oke dech sampai kelak , jawabku.
Seperti janjiku dengan Lucy, saya datang ke Restaurant Tonys Romas serta saya tiba 10 menit lebih awal. Serta tentukan tempat duduk yang kurang lebih saya dapat saksikan bila ada orang yang datang. Pas jam 19. 00, Lucy datang, serta saya sangatlah terpana dengan bajunya yang demikian seksi. Dia kenakan pakaian terusan warna merah dengan strip warna biru dengan jenis tali yang menggantung pada lehernya hingga terlihat dengan terang punggungnya serta bermakna dia tak menggunakan BH serta rambutnya yang selama bahu dia ikat ke atas tengah rambut depannya di buat poni rata dengan alis matanya namun dengan tekukan ke atas. Dadanya yang lumayan besar serta bulat seolah-olah ingin keluar dari pakaian yang dia gunakan. Wow, saya demikian terpana dengan apa yang saya saksikan, namun saya tak terlampau terpana karena saya mesti memberi tahu bahwa saya ada.
Saya mengangkat tangan mengisyaratkan siapa tahu dia lihat. Nyatanya ada seseorang waiter yang lihat serta kelihatannya dia paham bahwa saya memanggil Lucy, serta waiter itu juga menyampaikan suatu hal pada Lucy lantas menunjuk pada arahku.
Hi.. telah lama? tuturnya buka perbincangan sembari duduk serta membereskan pakaian terusannya selama mata kaki.
Belum , jawabku singkat.
Eee.. anda telah pesen? jika belum, anda ingin pesen apa? bertanya dia.
Belum, saya belum pesen apa-apa , jawabku sembari buka buku menu.
Sesudah kita berdua pesan makanan, serta sembari menanti makanan kami berbincang-bincang sana-sini serta pada akhirnya dia bertanya bahwa kenapa saya ada dirumah sakit waktu itu, serta saya terangkan serta saya katakan juga bahwa ayah saya telah wafat serta dia terlihat kaget serta mohon maaf bila dia bikin saya sedih.
Acara makan malam saya berbarengan Lucy berjalan lancar serta kita berdua ingin pulang, dia memaksa mengantar saya pulang karena terkecuali irit cost lagipula nyatanya rumah Lucy searah dengan saya, dia tinggal di daerah Kelapa Gading serta saya yang menyetir dengan ijin dia terlebih dulu.
Dalam perjalanan, tanpa ada saya bertanya, dia menyampaikan bahwa dia telah cerai dengan suaminya mulai sejak anaknya berumur 6 bln. dengan argumen bekas suaminya itu mempunyai simpanan. Waktu dia menceritakan itu, saya tidak paham apa yang perlu saya kerjakan karena terasa bila diterus-teruskan mungkin saja bakal bikin dia sedih dengan pengalaman pahitnya, sampai selanjutnya menyampaikan bahwa baiknya tak perlu diteruskan karena mungkin saja bakal bikin dia ingat dengan saat lalunya itu namun dia menyampaikan bahwa dia mau saya ketahui dengan siapa yang dia kenal (tujuannya dia sendiri). Dari ceritanya, bisa saya simpulkan bahwa dia wanita karir yang lumayan bagus dengan karirnya.
Sesudah dia usai menceritakan seluruhnya, kita terdiam sesaat serta cuma tembang-tembang Ebiet G Ade yang kita dengar. Namun dengan mendadak serta bikin saya kaget, Lucy mendekatkan kepalanya serta menyandar di antara bahu serta ujung jok mobil. Waktu itu saya tidak paham mesti bagaimanakah, jadi saya diam saja. Tetapi yang menaikkan kurang konsentrasinya saya dengan jalan yaitu, tiap-tiap saya ganti persneling, lengan saya bersentuhan dengan dadanya yang lumayan besar serta ini tak merubah langkah dia duduk, dia terus dengan posisinya. Setiap saat bersentuhan saya mohon maaf padanya serta hati dan kemaluanku tegang. Terasa saya teramat salah tingkah karena terkecuali menggangu pikiran saya, saya juga nikmati apa yang berlangsung. Hingga selanjutnya Lucy memecahkan kesepian ketika itu dengan menyampaikan, Will, anda telah pernah bercinta? Wah, terasa seperti disambar geledek dengar pertanyaan Lucy. Sesudah terdiam sebentar lantaran kaget, saya jawab pertanyaannya itu dengan jujur bahwa saya telah pernah bercinta serta saya terangkan juga bahwa itu dengan pacar saya. Lantas dia katakan, Eee.. sepertinya anda saat ini telah terangsang ya dengan posisiku seperti gini ini? sembari tangan kirinya dengan cepat meraba daerah kemaluan saya. Saya betul-betul terhenyak dengan sikap Lucy serta saya biarlah tangan kirinya meraba-raba dengan halusnya kemaluan saya dari celana panjang saya karena terkecuali inilah yang yang kehendaki, saya juga lagi-lagi dalam posisi susah.
Saya tidak paham berapakah lama dia meraba-raba kemaluan saya sampai selanjutnya dia buka reitsleting celana saya serta semakin berani hingga saat ini dia meraba-rabanya di celana dalam saya. Sembari meraba-raba dia katakan (dengan suara nakal serta manja), Will, mempunyai anda ini besar ya?! panjang lagi.. serta sepertinya telah ingin maen nich. Tetapi saya tak berikan jawaban karena terkecuali saya tidak paham mesti menjawab apa, saya terasa tengah terbang.
Serta saya juga tidak paham pasti berapakah lama dia meraba-raba kemaluan saya dari atas celana dalam saya. Sampai selanjutnya dengan mendadak kepalanya seperti terjatuh ke daerah kemaluan saya serta dia menjilat-jilat celana dalam saya dengan tangan kirinya yang terus meraba-raba rambut kemaluan saya yang mungkin saja beberapa keluar dari celana dalam. Saya meyakini bahwa celana dalam saya telah basah dengan air liurnya karena terasa telah agak lama dia jilati. Tak berapakah lama sesudah saya memikirkan seperti ini, dia buka celana dalam saya serta segera menelan seluruhnya kemaluan saya. Wah, terasa betul-betul nikmat serta saya betul-betul mesti membagi dua pikiran saya pada kesenangan yang tengah saya rasakan juga jalanan.
Lantaran saya juga terangsang dengan kuluman Lucy, dengan berani saya memegang dadanya serta meremas-remas kecil. Meskipun saya tak lihat, tetapi saya bisa memikirkan bagaimanakah terasa jika saya menghisapnya. Wah, susah disebutkan. Sampai pada waktunya, saya menyampaikan pada Lucy bahwa saya rasa saya bakal klimaks, namun cepat-cepat dia hentikan kulumannya serta mengambil posisi duduk normal. Serta dia katakan bahwa dia juga telah terangsang serta mau terkait sex. Dia mengajak saya bermalam di salah satu hotel. Saat sebelum mengiyakan ajakan Lucy, saya katakan bahwa saya mesti memberi tahu sama orang rumah bahwa saya tak pulang supaya mereka tak perlu menanti saya.
Dengan Lucy-nya ada? ini Willi , jawab saya komplit.
Sesaat terdiam serta terdengar, Iya ini Lucy sendiri serta saya ingat jika anda yang nolong saya saat saya dirumah sakit itu khan? tanyanya yang berkesan menebak.
Iya.. ini saya Willi yang saat itu , jawab saya.
Eee.. bagaimana saat ini anda, Will? tanyanya.
Lagi senggang nich , jawab saya.
Sepertinya untuk saat ini saya tidak dapat lama-lama ditelepon.. bagaimanakah bila malam ini kita ketemu, saya ingin traktir anda makan malem, apa dapat? sambungnya.
Iya dapat. Saya tidak ada acara , jawabku singkat.
Oke jika gitu kita ketemu di restaurant Tonys Romas deket Ratu Plaza saja jam 7 malam ini, Oke? anda tau khan? jawabnya menuturkan.
Iya saya tau, Oke dech sampai kelak , jawabku.
Seperti janjiku dengan Lucy, saya datang ke Restaurant Tonys Romas serta saya tiba 10 menit lebih awal. Serta tentukan tempat duduk yang kurang lebih saya dapat saksikan bila ada orang yang datang. Pas jam 19. 00, Lucy datang, serta saya sangatlah terpana dengan bajunya yang demikian seksi. Dia kenakan pakaian terusan warna merah dengan strip warna biru dengan jenis tali yang menggantung pada lehernya hingga terlihat dengan terang punggungnya serta bermakna dia tak menggunakan BH serta rambutnya yang selama bahu dia ikat ke atas tengah rambut depannya di buat poni rata dengan alis matanya namun dengan tekukan ke atas. Dadanya yang lumayan besar serta bulat seolah-olah ingin keluar dari pakaian yang dia gunakan. Wow, saya demikian terpana dengan apa yang saya saksikan, namun saya tak terlampau terpana karena saya mesti memberi tahu bahwa saya ada.
Saya mengangkat tangan mengisyaratkan siapa tahu dia lihat. Nyatanya ada seseorang waiter yang lihat serta kelihatannya dia paham bahwa saya memanggil Lucy, serta waiter itu juga menyampaikan suatu hal pada Lucy lantas menunjuk pada arahku.
Hi.. telah lama? tuturnya buka perbincangan sembari duduk serta membereskan pakaian terusannya selama mata kaki.
Belum , jawabku singkat.
Eee.. anda telah pesen? jika belum, anda ingin pesen apa? bertanya dia.
Belum, saya belum pesen apa-apa , jawabku sembari buka buku menu.
Sesudah kita berdua pesan makanan, serta sembari menanti makanan kami berbincang-bincang sana-sini serta pada akhirnya dia bertanya bahwa kenapa saya ada dirumah sakit waktu itu, serta saya terangkan serta saya katakan juga bahwa ayah saya telah wafat serta dia terlihat kaget serta mohon maaf bila dia bikin saya sedih.
Acara makan malam saya berbarengan Lucy berjalan lancar serta kita berdua ingin pulang, dia memaksa mengantar saya pulang karena terkecuali irit cost lagipula nyatanya rumah Lucy searah dengan saya, dia tinggal di daerah Kelapa Gading serta saya yang menyetir dengan ijin dia terlebih dulu.
Dalam perjalanan, tanpa ada saya bertanya, dia menyampaikan bahwa dia telah cerai dengan suaminya mulai sejak anaknya berumur 6 bln. dengan argumen bekas suaminya itu mempunyai simpanan. Waktu dia menceritakan itu, saya tidak paham apa yang perlu saya kerjakan karena terasa bila diterus-teruskan mungkin saja bakal bikin dia sedih dengan pengalaman pahitnya, sampai selanjutnya menyampaikan bahwa baiknya tak perlu diteruskan karena mungkin saja bakal bikin dia ingat dengan saat lalunya itu namun dia menyampaikan bahwa dia mau saya ketahui dengan siapa yang dia kenal (tujuannya dia sendiri). Dari ceritanya, bisa saya simpulkan bahwa dia wanita karir yang lumayan bagus dengan karirnya.
Sesudah dia usai menceritakan seluruhnya, kita terdiam sesaat serta cuma tembang-tembang Ebiet G Ade yang kita dengar. Namun dengan mendadak serta bikin saya kaget, Lucy mendekatkan kepalanya serta menyandar di antara bahu serta ujung jok mobil. Waktu itu saya tidak paham mesti bagaimanakah, jadi saya diam saja. Tetapi yang menaikkan kurang konsentrasinya saya dengan jalan yaitu, tiap-tiap saya ganti persneling, lengan saya bersentuhan dengan dadanya yang lumayan besar serta ini tak merubah langkah dia duduk, dia terus dengan posisinya. Setiap saat bersentuhan saya mohon maaf padanya serta hati dan kemaluanku tegang. Terasa saya teramat salah tingkah karena terkecuali menggangu pikiran saya, saya juga nikmati apa yang berlangsung. Hingga selanjutnya Lucy memecahkan kesepian ketika itu dengan menyampaikan, Will, anda telah pernah bercinta? Wah, terasa seperti disambar geledek dengar pertanyaan Lucy. Sesudah terdiam sebentar lantaran kaget, saya jawab pertanyaannya itu dengan jujur bahwa saya telah pernah bercinta serta saya terangkan juga bahwa itu dengan pacar saya. Lantas dia katakan, Eee.. sepertinya anda saat ini telah terangsang ya dengan posisiku seperti gini ini? sembari tangan kirinya dengan cepat meraba daerah kemaluan saya. Saya betul-betul terhenyak dengan sikap Lucy serta saya biarlah tangan kirinya meraba-raba dengan halusnya kemaluan saya dari celana panjang saya karena terkecuali inilah yang yang kehendaki, saya juga lagi-lagi dalam posisi susah.
Saya tidak paham berapakah lama dia meraba-raba kemaluan saya sampai selanjutnya dia buka reitsleting celana saya serta semakin berani hingga saat ini dia meraba-rabanya di celana dalam saya. Sembari meraba-raba dia katakan (dengan suara nakal serta manja), Will, mempunyai anda ini besar ya?! panjang lagi.. serta sepertinya telah ingin maen nich. Tetapi saya tak berikan jawaban karena terkecuali saya tidak paham mesti menjawab apa, saya terasa tengah terbang.
Serta saya juga tidak paham pasti berapakah lama dia meraba-raba kemaluan saya dari atas celana dalam saya. Sampai selanjutnya dengan mendadak kepalanya seperti terjatuh ke daerah kemaluan saya serta dia menjilat-jilat celana dalam saya dengan tangan kirinya yang terus meraba-raba rambut kemaluan saya yang mungkin saja beberapa keluar dari celana dalam. Saya meyakini bahwa celana dalam saya telah basah dengan air liurnya karena terasa telah agak lama dia jilati. Tak berapakah lama sesudah saya memikirkan seperti ini, dia buka celana dalam saya serta segera menelan seluruhnya kemaluan saya. Wah, terasa betul-betul nikmat serta saya betul-betul mesti membagi dua pikiran saya pada kesenangan yang tengah saya rasakan juga jalanan.
Lantaran saya juga terangsang dengan kuluman Lucy, dengan berani saya memegang dadanya serta meremas-remas kecil. Meskipun saya tak lihat, tetapi saya bisa memikirkan bagaimanakah terasa jika saya menghisapnya. Wah, susah disebutkan. Sampai pada waktunya, saya menyampaikan pada Lucy bahwa saya rasa saya bakal klimaks, namun cepat-cepat dia hentikan kulumannya serta mengambil posisi duduk normal. Serta dia katakan bahwa dia juga telah terangsang serta mau terkait sex. Dia mengajak saya bermalam di salah satu hotel. Saat sebelum mengiyakan ajakan Lucy, saya katakan bahwa saya mesti memberi tahu sama orang rumah bahwa saya tak pulang supaya mereka tak perlu menanti saya.
Sesudah seluruhnya telah beres, pada akhirnya mobil yang kita tumpangi saya tujukan ke daerah Sunter, karena saya ketahui bahwa di situ ada hotel, meskipun saya belum pernah bermalam di situ. Pada akhirnya kami tiba di hotel yang saya maksud serta saya beserta Lucy masuk serta mengatur masalah-urusan di Front Office di hotel itu, serta sesudah seluruhnya usai dengan cost yang dijamin Lucy, kami juga diantar ke kamar yang telah diambil dengan Bellboy.
Sesudah mengecek sana-sini dalam kamar, pada akhirnya Bellboy meminta ijin untuk keluar sesudah menghidupkan TV dengan Channel MTV. Serta sesudah terdengar nada pintu kamar kami ditutup oleh Bellboy, saya serta Lucy dengan cepat sama-sama berpelukan serta berciuman sembari berdiri lantaran keduanya sama telah tak dapat menahan gairah sex semasing.
Lucy memanglah terlihat telah terangsang berat serta pintar berciuman karena saya bisa rasakan permainan lidahnya yang sangatlah Hot. Sembari bermain lidah, tangan Lucy serta tangan saya sama-sama meraba-raba sisi terlarang keduanya. Tangan kiri saya terus memegang sisi belakang kepala Lucy tengah tangan kanan saya mengelus-elus sisi punggung Lucy yang terbuka serta mulus putih tanpa ada cacat, sesekali meraba ke sisi tekukan bawah payudaranya. Sesekali tercium olehku aroma minyak wangi yang dia pakai. Sedang tangan kiri Lucy menelusup ke sisi belakang celana saya tengah tangan kanannya merabanya dari depan dari mulai kemaluan saya sampai ke daerah pusar.
Makin lama, tangan saya buka beberapa pakaian sisi dadanya hingga saya bisa memegang dengan terang bentuk payudaranya. Saya rasakan bahwa besar payudara Lucy merasa mantap dengan posisi jemari saya seperti ingin mengambil payudaranya itu. Saya usap, elus serta mainkan puting susunya yang merasa semakin lama semakin agak keras. Dengan terus sembari berciuman, memainkan lidah serta sama-sama menggigit bibir bawah atau atas keduanya. Sedang tangan Lucy tengah berupaya buka celana saya dengan buka reitsleting celana serta berupaya buka ikat pinggang saya.