Baca Juga
Bagi rekan-rekan yang ingin melaksanakan pernikahan secara Katolik, tentu saja akan melalui tahapan penyidikan kanonik. Penyidikan kanonik adalah hal mutlak yang harus dilakukan apabila pasangan yang akan melakukan pernikahan hendak menerimakan sakramen pernikahan. Setelah melalui kursus perkawinan atau kita sering menyebutnya sebagai kursus KKP, maka selanjutnya pasangan calon penerima sakramen perkawinan akan melalui tahapan ini. Dalam mengikuti tahapan ini mungkin bagi sebagian orang sudah mempunyai bayangan akan diberi pertanyaan-pertanyaan yang sulit yang diberikan oleh romo. Banyak diantara peserta nervous terlebih dahulu sebelum bertemu degan romo, padahal pengalaman saya mengikuti penyidikan secara kanonik tidak sesulit yang dibayangkan. Penyidikan kanonik bagi saya sama halnya seperti sebuah refleksi perjalanan hidup saya, mulai dari mengenal pasangan saya hingga saya memutuskannya untuk menjalani sisa hidup dengannya.
Gereja Paroki Santo Yusup Gondangwinangun |
Sebelum saya membahas mengenai daftar pertanyaan seputar kanonik pernikahan katolik, maka sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa itu penyidikan kanonik serta apa sih tujuan dari penyidikan kanonik. Penyidikan kanonik ialah kesempatan bagi pastor atau romo untuk bertemu dengan pasangan calon pengantin sebelum pasangan tersebut menerimakan sakramen pernikahan. Tujuan dari penyidikan kanonik sendiri ialah untuk mengetahui apakah pasangan yang akan menerimakan sakramen pernikahan sudah memenuhi persyaratan pernikahan menurut hukum kanonik serta mengetahui kepribadian masing-masing pasangan calon penerima sakramen pernikahan.
Dalam penyidikan kanonik, kedua calon pengantin harus bersamaan dalam melakukan sidang atau dalam artian, penyidikan kanonik tidak bisa dilakukan hanya dengan salah satu calon pengantin saja. Kedua calon pengantin harus bersama-sama menghadap romo yang akan menerimakan sakramen perkawinan dan menjawab setiap pertanyaan dari romo secara jujur tanpa ada paksaan. Ada beberapa point penting yang biasa ditanyakan romo pada saat persidangan kanonik. Diantaranya :
- Status dari kedua calon pengantin
- Kelengkapan syarat-syarat perkawinan ( berkas-berkas dari gereja maupun catatan sipil )
- Pemahaman calon mengenai pernikahan secara Katolik
- Kesiapan kedua calon dalam membangun sebuah keluarga baru
- Komitmen calon pengantin dalam mengarungi kehidupan berkeluarga secara kristiani
Untuk bisa mengikuti penyidikan kanonik, maka terlebih dahulu kita membuat janji dengan romo. Kita bisa langsung menghubungi romo atau menghubungi pihak sekertariat gereja untuk bisa mendapatkan jadwal sidang kanonik. Sebaiknya jauh-jauh hari rekan-rekan membuat janji dengan romo karena seringkali pada saat bulan-bulan tertentu, jadwal romo serta jadwal sidang kanonik sangatlah padat. Lantas, apa saja yang perlu disiapkan ketika atau dibawa ketika penyidikan katolik. Syarat yang harus dilampirkan adalah :
- Surat baptis. Surat yang dilampirkan haruslah surat baptis terbaru. Surat baptis hanya berlaku 3 bulan, sehingga apabila sudah lewat dari 3 bulan, rekan-rekan harus memperbaharuinya di paroki tempat rekan-rekan dibaptis.
- Sertifikat kursus perkawinan. Syarat penyidikan kanonik selanjutnya adalah sertifikat kursus perkawinan atau sertifikat KPP. Khusus untuk hal ini, sertifikat KPP tidak harus berasal dari gereja tempat dimana kita akan melangsungkan perkawinan. Pengalaman saya melakukan kursus di gereja salah satu Paroki di Solo, bisa saya gunakan ketika akan menerimakan sakramen pernikahan di Paroki Gondang, Klaten.
- Surat pengantar dari lingkungan. Syarat ini bisa rekan-rekan mintakan di ketua lingkungan. Biasanya selain minta pengantar dari lingkungan, kita bisa mencari atau menunjuk saksi pernikahan kita. Untuk saksi pernikahan, kita diwajibkan melampirkan KTP kedua saksi untuk melengkapi dokumen.
- Untuk syarat-syarat seperti syarat untuk di kantor catatan sipil lebih baik disertakan waktu sidang kanonik ( Baca : 12 Dokumen syarat persyaratan perkawinan di catatan sipil )
Waktu yang ditunggu-tunggu tiba. Setelah 2 bulan sebelumnya kami membuat janji dengan salah satu romo paroki di wilayah Klaten, akhirnya kami datang ke Pastoran Paroki untuk melakukan penyidikan kanonik. Beruntunglah pada saat itu pastoran sangatlah sepi, sehingga kamipun bisa lebih cukup tenang sebelum bertemu dengan romo.
Setelah bertemu dengan sekertaris paroki, kami dipersilahkan duduk di ruang tamu pastoran. Tidak berapa lama, romo keluar dari dalam pastoran dan mempersilahkan kami masuk ke dalam pastoran. Di dalam pastoran sendiri terdapat sebuah bilik layaknya tempat pengakuan dosa. Romo kemudian memeriksa berkas-berkas kelengkapan pernikahan terlebih dahulu sebelum memulai sidang kanonik. Setelah berkas-berkas persyaratan pernikahan sudah dipastikan lengkap, romo menjelaskan tujuan dari kanonik itu sendiri, tata cara serta tahapan-tahapan yang perlu ditempuh untuk bisa melanjutkan penerimaan sakramen pernikahan.
Pertanyaan-pertayaan dalam kanonik pernikahan secara Katolik
Dalam proses persidangan kanonik, setiap calon akan diberi pertanyaan satu persatu. Awalnya calon saya terlebih dahulu yang berhadapan dengan romo sedangkan saya dipersilahkan menunggu di luar. Dalam kesempatan face to face dengan romo kami berdua mendapat pertanyaan yang intinya sama. Beberapa pertanyaan yang ditanyakan romo adalah seputar hubungan kami, dari awal sampai memutuskan untuk menikah. Selain itu juga ditanya berapa lama kami pacaran, kapan memutuskan untuk menikah, apakah keputusan untuk menikah disarankan oleh orang tua atau dari diri sendiri. Jika dari orang tua, maka orang tua dari pihak mana yang menganjur untuk segera menikah dsb.
Selain diberi pertanyaan tentang bagaimana kami membangun hubungan awal hingga memutuskan untuk menikah, kami juga diberi pertanyaan tentang persepsi kita mengenai pernikahan secara khatolik. Mengacu pada sifat pernikahan Khatolik itu sendiri yang monogami, tidak dapat diceraikan, dan berlangsung seumur hidup, kita dianjurkan untuk menjabarkan maksud dari tiap-tiap point. Sebaiknya rekan-rekan membaca-baca buku panduan persiapan pernikahan yang diberikan waktu melaksanakan KPP terlebih dahulu karena beberapa point memang harus dipahami dan dihayati serta ditanyakan pada waktu kanonik. Selain itu, romo juga mempertanyakan tentang bagaimana nanti kita mendidik putra-putri yang dipercayakan Tuhan kepada kita, bagaiamana cara kita membagi waktu dengan anak, serta bagaimana cara kita mendidik anak dengan mengajarkan nilai-nilai kristen yang kita imani selama ini.
Di akhir sesi, tibalah kami berdua dipertemukan oleh romo dan romo mengambil kesimpulan apakah kami diperbolehkan melanjutkan menerima sakramen pernikahan pernikahan atau tidak. Puji Tuhan setelah menjalani sidang kanonik kami diperbolehkan melanjutkan tahapan akhir yakni menerimakan sakramen perkawinan.
Bagi rekan-rekan yang ingin melaksanakan perkawinan, setidaknya ada tips dalam menjalani sidang kanonik.
Selain diberi pertanyaan tentang bagaimana kami membangun hubungan awal hingga memutuskan untuk menikah, kami juga diberi pertanyaan tentang persepsi kita mengenai pernikahan secara khatolik. Mengacu pada sifat pernikahan Khatolik itu sendiri yang monogami, tidak dapat diceraikan, dan berlangsung seumur hidup, kita dianjurkan untuk menjabarkan maksud dari tiap-tiap point. Sebaiknya rekan-rekan membaca-baca buku panduan persiapan pernikahan yang diberikan waktu melaksanakan KPP terlebih dahulu karena beberapa point memang harus dipahami dan dihayati serta ditanyakan pada waktu kanonik. Selain itu, romo juga mempertanyakan tentang bagaimana nanti kita mendidik putra-putri yang dipercayakan Tuhan kepada kita, bagaiamana cara kita membagi waktu dengan anak, serta bagaimana cara kita mendidik anak dengan mengajarkan nilai-nilai kristen yang kita imani selama ini.
Di akhir sesi, tibalah kami berdua dipertemukan oleh romo dan romo mengambil kesimpulan apakah kami diperbolehkan melanjutkan menerima sakramen pernikahan pernikahan atau tidak. Puji Tuhan setelah menjalani sidang kanonik kami diperbolehkan melanjutkan tahapan akhir yakni menerimakan sakramen perkawinan.
Bagi rekan-rekan yang ingin melaksanakan perkawinan, setidaknya ada tips dalam menjalani sidang kanonik.
- Lengkapi terlebih dahulu persyaratan yang sudah ditentukan. Syarat-syarat seperti surat baptis, surat keterangan dari lingkungan dan bukti diri saksi harus rekan-rekan lengkapi karena biasa pada waktu sidang kanonik romo pasti terlebih dahulu mengecek kelengkapan berkas yang telah dikumpulkan.
- Surat baptis hanya berlaku selama 3 bulan, oleh karenanya jauh-jauh hari rekan-rekan harus melakukan pembaruan surat baptis di gereja paroki dimana rekan-rekan dahulu dibaptis.
- Pilihlah jadwal yang sesuai. Nah untuk mengetahui kapan dan apakah romo bisa melaksanakan sidang kanonik, rekan-rekan bisa menanyakan di sekertariat gereja. Pilih waktu dimana pasangan yang melakukan kanonik tidak banyak, sehingga kita tidak perlu lama-lama menunggu.
Sebelum menerima sakramen perkawinan, kita sebagai bagian dari gereja katolik memang harus menjalani sidang kanonik terlebih dahulu. Kanonik selain sebagai kesempatan bagi romo untuk mengenal calon keluarga baru, juga sebagai tempat bagi calon penerima sakramen pernikahan untuk bisa merefleksikan diri sebelum mengarungi kehidupan baru dalam satu ikatan pernikahan. Semoga usaha rekan-rekan dalam mempersiapkan pernikahan dapat berjalan dengan lancar, dan artikel mengenai daftar pertanyaan seputar kanonik pernikahan katolik ini bermanfaat. Tuhan memberkati.