![]() |
Adalah sebab dan akibat adanya persaingan itu, kubu Prabowo melakukan counter dengan menunjukkan prestasi-prestasi prabowo serta pandangan mantan-mantan anak buah Prabowo. Begitu juga sebaliknya, kubu Jokowi melakukan ekspose curicullum vitae Jakowi. Polemikpunnya berkembang layaknya persaingan mencari pekerjaan itu. Bukan memilih Presiden.
Baca Juga
Statemen-statemen yang menjurus pada prilaku perkelahian pelajar ini justru dilakukan olehnya elit politik dan orang yang seharusnya dapat memberi contoh itu yang posistif. Namun sebagaimana pernyataan JK, kampanye negatif dibolehkan asalkan di dasarkan dengan fakta. Pemilih menilai apa yang disampaikannya oleh AM Hendropriyono maupun Fachri Hamzah kita yakini berdasarkan fakta dan bukti. Maka dapat disimpulkan bahwa memang fakta Prabowo Gila dan Jokowi goblok itu.
Demokrasi telah diartikan sesukanya, dan kebebasan berpendapat di artikan boleh berpendapat apa saja dengan dasarnya pembenarannya sendiri tanpa mengindahkan kepatutan itu. Maka, capres goblok dan gila masuk menjadi bahan kampanye tersebut sementara apa yang akan diperbuat untuk bangsa ini sehinga menjadi ini menjadi terabaikan saja. Padahal, bangsa ini hanya memberikan kesempatan kepada putra bangsa lainnya yang terbaik untuk memimpin bangsa ini namun faktanya disikapilah lain bagaimana meraih kekuasaan bangsa sehingga yang terjadi adalah saling menjatuhkannya.
Begitu juga mengenai penampilan kedua Calon Presiden, jika Prabowo tampil apa adanya , Jokowi tampil mengada ada yang langsung mengundang reaksinya. Padahal, kata-kata seperti ini adalah pendapat dari pengamat politiknya. Situasi menjadi sensitif, kedua kubu mudah terprovokasi itu untuk saling serang kata yang menimbulkan pertanyaan demi pertanyaan, apakah pilpres 2014 ini akan menjadi arena adu jotos ?.
Rakyat akhirnya akan menunggu siapa yang nantinya akan tumbang, bukan terpilih seperti mereka. Jika mengacu pada ucapan team yang sukses diatas, yang gila keungkinan akan menang sebab yang bodoh tak mengerti mengatasi orang gila saja. Sedangkan yang waras lebih baik menghindar.( Joko Layo, Mantan orang penting, orang penting bagi istri/kompasioner.
Demokrasi telah diartikan sesukanya, dan kebebasan berpendapat di artikan boleh berpendapat apa saja dengan dasarnya pembenarannya sendiri tanpa mengindahkan kepatutan itu. Maka, capres goblok dan gila masuk menjadi bahan kampanye tersebut sementara apa yang akan diperbuat untuk bangsa ini sehinga menjadi ini menjadi terabaikan saja. Padahal, bangsa ini hanya memberikan kesempatan kepada putra bangsa lainnya yang terbaik untuk memimpin bangsa ini namun faktanya disikapilah lain bagaimana meraih kekuasaan bangsa sehingga yang terjadi adalah saling menjatuhkannya.
Begitu juga mengenai penampilan kedua Calon Presiden, jika Prabowo tampil apa adanya , Jokowi tampil mengada ada yang langsung mengundang reaksinya. Padahal, kata-kata seperti ini adalah pendapat dari pengamat politiknya. Situasi menjadi sensitif, kedua kubu mudah terprovokasi itu untuk saling serang kata yang menimbulkan pertanyaan demi pertanyaan, apakah pilpres 2014 ini akan menjadi arena adu jotos ?.
Rakyat akhirnya akan menunggu siapa yang nantinya akan tumbang, bukan terpilih seperti mereka. Jika mengacu pada ucapan team yang sukses diatas, yang gila keungkinan akan menang sebab yang bodoh tak mengerti mengatasi orang gila saja. Sedangkan yang waras lebih baik menghindar.( Joko Layo, Mantan orang penting, orang penting bagi istri/kompasioner.
Kamu masih ragu dengan situs online betting yang ada sekarang?
Nah cobain deh gabung bersama kami di WWW.arkelik.blogspot.com, situs online betting terbaik & terpercaya di Indonesia
Menangkan Jutaan Rupiah, Hanya dengan Minimal Deposit Rp.50.000, dan Raih Juga Bonus menarik yang telah menanti anda !
Gabung sekarang juga dengan kami di WWW.arkelik.blogspot.com