Modus Perusahaan Berjangka/ Futures Mencari Karyawan Serta Serba-serbinya

Baca Juga


Perusahaan berjangka/ Futures, sudahkah anda mengenalnya? Kalau anda sudah mengenalnya, bagikan informasi pada orang lain agar mereka tahu. Bagi yang belum mengetahuinya segera cari tahu, jangan sampai anda tahu langsung dari perusahaan macam ini. Karena bisa berbahaya, pola pikir anda akan sedikit terkontaminasi dengan untung besar. Perusahaan macam ini bergerak di dunia trading dan forex, di dunia index saham dsb. Biasanya untuk pasar index di Hongkong, Jepang atau juga pasar emas dsb. Perusahaan macam ini termasuk perusahaan jasa dalam bidang keuangan, terutama dalam hal investasi. Perusahaan macam ini tercatat resmi pada lembaga pemerintah dalam naungan Kementerian Perdagangan, yakni BAPPEBTI (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi) dan jumlahnya sangat banyak. Sangat sulit untuk mengidentifikasi mana yang benar dan yang nakal, karena semuanya berwajah manis.

Ada aturan yang mengatur tentang perdagangan berjangka di bursa komoditi ini dari undang-undang hingga Surat Edaran Kepala BAPPEBTI. Seperti Undang-Undang RI No. 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi; Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi; Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Perdagangan Berjangka Komoditi; Keputusan Presiden RI No. 119 Tahun 2001 tentang Komoditi yang dapat Dijadikan Subjek Kontrak Berjangka; Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor : 01/M-DAG/PER/3/2005 tentang Tupoksi dan Struktur Organisasi BAPPEBTI, DEPDAG; Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor : 86/MPP/KEP/3/2001 tentang Struktur Organisasi Departemen Perindustrian dan Perdagangan; dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat semua aturan-aturan ini dari website BAPPEBTI.
Ujung tombak perusahaan macam ini adalah di bidang marketingnya. Garda depan yang memperkenalkan perusahaan, serta memperkenalkan jasa perusahaan serta menawarkan dan atau mengajak investor untuk investkan dananya di perusahaan macam ini. Mungkin lebih khusus lagi, marketing di sini adalah telemarketing. Sales marketing yang kita ketahui selama ini biasanya datang bertemu dengan calon konsumennya menawarkan sesuatu agar calon konsumen tertarik pada sesuatu yang kita tawarkan, untuk lebih mudah membayangkan seperti marketing sepeda motor, mobil, marketing barang elektronik, rokok dsb. Tetapi marketing kelas perusahaan macam ini adalah semodel dengan marketing kartu kredit, kelasnya lebih elit, dengan dandanan yang necis tentunya. Dan saat bertemu dengan nasabah, marketer ini diantar dengan armada mobil perusahaan. Kemudian bagi marketer baru, perusahaan menyediakan telepon kantor yang bisa digunakan menghubungi nomor lokal, tetapi bagi yang ingin berinvestasi pribadi bisa menggunakan pulsa handphone (HP). Ini yang membedakan marketing perusahaan macam ini dengan marketing lainnya, (ini juga yang sering dikatakan manajer-manajer dari tim marketing perusahaan macam ini, untuk membangkitkan semangat para marketingnya). Ini sebagai pengantar saja, pemaparan selanjutnya akan di bahas lebih lanjut di bawah ini.
Proses perekrutan karyawannya dilakukan tidak terbuka terkesan dibuat samar. Terkadang calon pelamar yang tidak jeli tidak akan mengerti kemana mereka akan diarahkan. Ini terutama bagi pelamar-pelamar baru, atau pelamar yang punya keterbatasan akses informasi. Lowongan yang dibuka perusahaan macam ini adalah laiknya lowongan di lembaga pemerintah, mereka menggunakan bahasa resmi. Bahasa resmi inilah yang menarik perhatian pelamar, karena biasanya lembaga-lembaga pemerintah menggunakannya untuk penyampaian lowongan. Hal lain lagi yang bisa mencirikan atau paling tidak kita wajib waspada, perusahaan ini tidak pernah memberikan secara gamblang nama perusahaannya. Kalaupun disampaikan, satu kata di belakang nama perusahaan yaitu ‘berjangka’ atau ‘futures’ tidak ditampilkan. Lalu juga umumnya mereka tidak memberikan alamat pastinya hanya menggunakan kotak pos, seperti PO BOX. Sehingga menyulitkan pelamar mencari informasi lebih lanjut. Deskripsi perusahaan bergerak di bidang apa juga tidak disampaikan jelas, malah terkadang samar. Seharusnya saat penyampaian lowongan ini dijadikan perusahaan memperkenalkan citra dan image perusahaan kepada masyarakat umum, tapi tidak bagi perusahaan macam ini, malah terkesan tertutup dan sekali lagi disamarkan. Contohnya seperti kalimat yang terdapat pada pengantar lowongan : “Perusahaan penyedia bisnis Jasa Keuangan yang bekerja sama dengan Bank Nasional membuka kesempatan kepada penerimaan calon pegawai baru Bulan Mei 2011 untuk ditempatkan di Jakarta Pusat dengan persyaratan sebagai berikut ... “ Itu contoh pembukanya, contoh posisi yang ditawarkan mereka yaitu “Unit Pelaksanaan Fungsional/ GA 18 orang, Kepegawaian 19 orang, Biro Operasional Pendidikan/ Trainer 23 orang, Biro Pelayanan Masyarakat 17 orang, Administrasi Data 30 orang, Akuntansi dan Pembukuan 9 orang.” Posisi-posisi ini terkesan resmi dan meyakinkan, tetapi saat mengikuti proses seleksinya itu semua tidak ada. Lihat saja, posisi lowong yang ditawarkan begitu banyak? Pernahkah berpikir, perusahaan swasta ternama saja bila membuka lowongan hanya sedikit saja membuka posisi yang lowong, ini bisa sampai belasan orang. Lalu sebagai pembanding lainnya untuk lowongan lembaga pemerintah saja paling hanya 1-2 orang, begitu pula di industri perbankan. Atau kalau mungkin membuka lowongan sebanyak itu yang wajar untuk perusahaan manufaktur/ produksi/ pabrik. Kalaupun untuk marketing, biasanya tidak disampaikan angka dibutuhkan berapa. Kemudian yang membuat terkesan perusahaan macam ini tertutup adalah tidak ada nama identitas perusahaannya, yang disampaikan hanya PO BOX XXXX JKP XXXXX.

Pertanyaan sudah pasti muncul “Perusahaan apakah ini?” Lowongan macam ini selalu muncul setiap minggunya di Kompas, rubrik Karir. Karena media massa yang sering saya baca. Mungkin di media massa lainnya juga banyak. Contoh yang saya tulis di atas, itu saya kutip dari Kompas, 7 Mei 2011. Saya kutip karena ada kejanggalan di sana. Pengalaman saya dulu, lowongan yang ditampilkan juga mirip-mirip, sama juga dari Kompas. Namun sudah lama, jadi contoh lowongan itu sudah hilang. Saya ingat ada kalimat “ ... di bawah Kementerian Perdagangan ...” itu saja yang saya ingat, karena kalimat itu yang membuat saya terkecoh. Sama penggunaan bahasanya resmi dan posisi yang ditawarkan begitu banyak.

Itu awalnya, selanjutnnya saat proses pemanggilan. Kebetulan saya dulu dipanggil melalui telepon. Saat di telepon pun, nama perusahaan yang diberitahukan adalah kata-kata awalnya begini, contoh : “ ... anda diharapkan datang untuk interview di PT Solar Golf ...” (ini hanya contoh). Hanya itu saja yang disampaikan namanya, padahal masih ada satu kata lagi dibelakang nama PT itu, yaitu “Berjangka”. Disitu sudah terjadi proses pengelabuan. Untuk alamat sih diberikan secara detail. Mungkin yang saya alami juga terjadi pada pelamar-palamar lainnya dan dilakukan perusahaan-perusahaan sejenis lainnya. Apalagi kalau masih satu group, sudah pasti modusnya mirip. Karena memang untuk perusahaan sejenis yang bermodal besar, mereka punya nama PT yang bermacam-macam tetapi mereka masih satu group dan bergerak di bidang yang sama. Posisi kantor mereka pun terkadang berpindah-pindah, meski ada juga yang tetap. Tetapi untuk wilayah Jakarta biasanya di sekitar Sudirman, Thamrin, Kuningan yang notabene kawasan perkantoran.

Selanjutnya, bila kita datang. Hal awal, sama seperti proses seleksi karyawan di perusahaan pada umumnya, interview dan tes. Di sini si pelamar sudah mulai diseleksi saat interview awal. Apabila si pelamar sudah pernah tahu perusahaan model ini, biasanya didiskualifikasi dengan sopan, misalnya “... nanti saudara/i akan dihubungi lagi 1-2 minggu ...”. Kalaupun memang sudah tahu dan memang ingin bergabung, mungkin mereka akan terima. Tetapi bagi yang tidak tahu, proses seleksi selanjutnya bisa dilakukan. Kemudian untuk pelamar yang kristis dan idealis otomatis tidak masuk, mereka sudah pasti akan didiskualifikasi dengan sopan pastinya. Yang diikutkan dalam proses seleksi adalah yang terlihat polos dan mudah dipengaruhi, dan tidak kritis tentunya. Karena kalau kritis mereka akan kerepotan, karena dari awal mereka sudah melakukan pengelabuan.

Proses selanjutnya adalah tes, tapi saya merasa ini hanya formalitas. Proses seleksi memang dilakukan pihak HRD perusahaan mereka, tetap dengan dampingan dari manager-manager yang akan menjadi koordinator pelamar-pelamar itu nantinya. Tesnya dikondisikan kita melamar sesuai yang kita lamar, tetapi sebenarnya tidak, itu hanya formalitas, semuanya akan diarahkan pada posisi yang sama yaitu marketer, untuk telemarketing.

Proses yang pernah saya ikuti sekitar 1-3 hari, hari selanjutnya sudah masuk ke dalam pola kerja mereka. Hari pertama itu dilakukan interview awal, seperti yang sudah saya paparkan tadi. Hari kedua, tes kemampuan, yang seperti saya bilang formalitas. Saat hari kedua tidak serta merta langsung tes, tetapi saat itu disampaikan tentang profil perusahaan. Nah, sebenarnya saat di sini kita pelamar yang paham bisa mengundurkan diri baik sopan atau tidak (kabur misalnya). Tetapi banyaknya pelamar adalah polos atau tidak mengerti. Kebetulan saat itu saya tahu banyak teman-teman pelamar lain yang pura-pura ijin ke luar ternyata mereka kabur. Tapi saya memutuskan tetap ditempat, biar mereka yang mendiskualifikasi saya. Saya coba ikuti pemaparannya dan saya ambil sisi positif, itu ilmu buat saya. Saya bisa tahu tentang pasar komoditas berjangka ya dari sini, apa itu BAPPEBTI, BBJ (Bursa Berjangka Jakarta), KBI (Kliring Berjangka Indonesia) dsb. Di hari kedua ini, para pelamar juga diberi jamuan makan siang, enak sekali rupanya. Di sinilah proses pemanjaan, agar kita semakin disamarkan.

Hari ketiga, kita yang ikut itu diharuskan datang lagi besoknya. Untuk proses interview akhir. Sebenarnya lagi, di sini kesempatan kita bertanya pada orang lain di luar mereka, apakah akan lanjut atau tidak. Kalau saya memang dari awal saya penasaran dengan perusahaan macam ini. Saya memutuskan lanjut. Di hari ketiga ini, ceritanya pengumuman akhir diterima atau tidak. Di hari ketiga juga dilakukan simulasi trading yang semakin memanjakan kita bahwa di sini kita melakukan pekerjaan mudah dan dibayar.

Ujug-ujug saat wawancara, saat itu dengan manager yang akan menjadi manager saya, berkata : “... anda diterima, selamat ...”. Saya tidak sempat bertanya diterima sebagai apa, saya disuruh masuk ke ruangan meeting dan di sana ternyata menjadi ruang pemantau trading dan untuk bertelepon. Kita (pelamar) otomatis dinaungi perasaan bingung sebingung-bingungnya. Nah, ditengah kebingungan itu, kata-kata motivasi mulai disampaikan dari managernya sampai pimpinan manager-manager itu yang sudah berhasil tepatnya, yang telah punya lisens sebagai wakil pialang atau apalah namanya. Kebetulan salah satu atasan manager-manager itu satu alumni dengan almamater saya, hanya dia berasal dari fakultas dan angkatan berbeda. Motivasi dan uang/ kekayaan menjadi topiknya. Saat penyampaian motivasi itu ada hal-hal yang saya tidak sependapat, apalagi itu diutarakan seorang lulusan almamater, yang jelas memegang suatu jati diri identitas almamater. Tapi saya tidak bisa berbuat banyak, apapun yang kita sampaikan pasti akan mental dengan kata-kata motivasi itu. Buat saya hanya sekedar tahu, ternyata ‘uang’ bisa merusak pola pikir seseorang.

Saya lanjutkan kembali, saat itu pula cara kerjanya mulai disampaikan secara samar, padahal sebenarnya di sana kita adalah marketing, atau telemarketing tepatnya. Tapi saya menyebut ‘marketer’. Nah, disini juga celah buat kita memilih lanjut atau tidak, kalau yang sudah sadar pasti besok tidak akan kembali, tetapi bagi yang sadar namun setengah bingung akan datang lagi besok. Saya pribadi jujur bingung, saya tahu saya juga sudah dikelabui, tapi saya memutuskan lanjut di sini, untuk cari tahu dan sumber pengalaman berharga. Itu kenapa saya bisa menyampaikan pengalaman saya ini, saya coba share agar pelamar-pelamar baru punya gambaran dan pilihan, dan menjadi tahu seperti  apa sebenarnya perusahaan ini.

Biasanya, seperti yang sudah dipaparkan sedikit sebelumnya bahwa manager-manager yang mewawancarai pelamar akan menjadi atasan kita. Marketing-marketing di perusahaan model ini dikoordinatori oleh seorang manajer, nah manajer ini yang bertugas memantau perkembangan serta memberikan dukungan semangat dan motivasi, meskipun juga saat di kelompok besar pencekok-kan motivasi terus dilakukan. Motivasi yang diberikan memang baik, tetapi motivasi ini diberikan untuk membutakan kita, agar kita semangat mencari nasabah agar mau invest sejumlah dana tertentu yang cukup besar tentunya, karena dari situlah pundi-pundi uang yang akan diperoleh. Motivasi ini selalu mengangkat tema ‘uang’, di sinilah ‘uang’ akan membutakan apa yang akan mereka lakukan. Soalnya bukan hanya sekedar si investor mau tanam dana dan kemudian dana itu di-trading-kan, bukan hanya itu. Tetapi sebenarnya yang harus diketahui adalah soal tanggung jawab atas dana itu, sebenarnya itu yang terpenting. Yang terjadi, saat investor sudah invest dana, sepertinya tanggung jawab itu hilang atau samar begitu saja, seakan-akan investor sudah tahu resiko bermain di sini dan apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti Loss, itu menjadi resiko investor/ nasabah.
Pola kerja yang terjadi, ini berdasarkan pengalaman saat saya masuk dalam industri ini, memang tidak lama, tetapi sedikit memberi gambaran bagaimana proses awal hingga marketer bekerja. Saat sudah resmi masuk dalam tim, biasanya pelamar-pelamar yang bingung dan dinyatakan diterima itu dimasukan dalam tim, tim-tim itu di bawah manajer masing-masing. Saat awal mulai diperkenalkan dunia kerja di sana. Kerja para marketer ini pertama adalah mengenai ‘data base’. Kedua adalah rajin-rajinlah mengontak ‘data base’ yang dimiliki guna memperkenalkan dan menyampaikan jasa perusahaan. Ketiga, pembuatan janji untuk bertemu langsung face-to-face dengan calon investor/ nasabah. Keempat, dilanjutkan follow up, dan selanjutnya bila deal, lanjut ke proses legalisasi signment kontrak. Bila no deal, simpan kembali calon investor/ nasabah itu dalam ‘data base’ untuk kemudian digunakan kembali lain waktu, siapa tahu lain waktu berubah pikiran.

Penjelasan pertama mengenai ‘data base’, data base ini merupakan kumpulan nama, alamat, dan yang terpenting nomor yang bisa dihubungi, baik handphone atau telepon rumah atau bahkan telepon kantor. Data base ini tentunya adalah data calon investor/ nasabah yang menjadi target pasar. Sudah pasti yang ada dalam data base adalah orang-orang kelas menengah hingga atas, kelas gold hingga platinum. Mereka menjadi target karena kekayaannya. Bisa saja pejabat, pengusaha, artis, politisi, atau mungkin kalau berhasil presiden sekalipun. Data base ini diperoleh dari banyak hal, relasi marketer itu sendiri, atau dari jual beli data base antar marketer-marketer elit lainnya pada peruahaan dengan bidang yang berbeda, biasanya dari marketer kartu kredit atau asuransi, dari karyawan yang bertugas memegang data base konsumennya biasanya di dunia perbankan atau asuransi. Sebenarnya dari data base ini sudah jadi sumber pelanggaran, karena penyampaian informasi konsumen bukan untuk kepentingan yang seharusnya adalah tindakan pelanggaran hukum, tetapi memang hal ini terjadi di sini. Balik lagi orang-orang dalam sistem ini pasti akan dengan segera menyangkalnya. Semakin kaya akan data base, peluang marketer mendapat ‘kakap’ atau ‘mangsa’ semakin besar. Tapi belum tentu juga, data base yang berkualitaslah yang terpenting. Berkualitas dalam arti data base itu interest dengan yang akan mereka tawarkan.

Proses kedua, mengontak/ menghubungi data base tersebut. Hubungi nomor HP, itu yang paling mudah, karena akan langsung kontak dengan calon investor/ nasabah. Di sini mulai pintar-pintar mulut berbicara. Memang tidak semua marketer pintar bicara, tapi prinsip yang mereka ajarkan adalah “lihat/ amati, pelajari, tiru atau modifikasi, kemudian lakukan”. Lama-lama marketer akan terbiasa dan dengan caranya sendiri berkomunikasi dengan calon nasabah agar nasabah tertarik dengan jasa yang ditawarkan. Di sini saya merasa ada hal kesalahan, itu menurut saya, yakni selalu membawa-bawa nama lembaga terkait, contoh kalimat yang biasa digunakan : “ ... kami berada di bawah Kementerian Perdagangan bermaksud memperkenalkan ... “ Kementerian Perdagangan selalu di bawa, itu pengalaman saya saat itu. Entah sekarang, mungkin sudah ada sedikit modifikasi, karena terlalu sering menggunakan kata yang sama akan menimbulkan kesan jenuh. Penyebutan lembaga negara ini mungkin bertujuan agar calon nasabah sedikit tenang dan mau mendengarkan kalimat-kalimat selanjutnya dari apa yang akan disampaikan.

Proses ketiga, pembicaraan awal di telepon itu hanya permulaan, karena proses terpenting selanjutnya sebenarnya adalah di pertemuan dengan calon nasabah. Karena di sinilah kemampuan melihat kapasitas calon nasabah, kemudian dilanjutkan dengan ‘merayu’, meyakinkan, dan mengajak calon nasabah untuk ikut dalam penawaran ini. Bila saat pertemuan berdasarkan pengamatan tidak memenuhi kualifikasi, biasanya pembahasan lebih lanjut tidak dilakukan, karena bagi mereka hanya menghabiskan waktu dan tenaga. Dan nama nasabah itu mungkin akan masuk daftar black list/ not qualified. Dulu saya pernah mendengar istilah “probing”. Dari pembicaraan itu bisa dilihat apakah calon nasabah interest atau tidak serta qualifed atau tidak.

Keempat, dari hasil pertemuan itu, kemudian dilakukan follow up, apabila calon nasabah interest dan deal dengan penawaran itu, akan dilanjutkan dengan pemaparan lebih lanjut serta penandatanganan kontrak-kontrak tertentu, dalam hal ini saya belum pernah melihat langsung prosesnya, hanya saya mendengar dari pembicaraan manager. Tetapi bila calon nasabah not interest, calon nasabah akan kembali masuk daftar data base untuk suatu saat dihubungi kembali.

Proses selanjutnya mungkin ke proses trading. Mengenai jalannya proses ini saya belum bisa mengamati langsung, karena saya belum sampai tahap ini. Tetapi berdasarkan pengamatan saya saat masih dalam sistem itu, proses trading ini tetap dikomunikasikan dengan si nasabah. Ada dua pilihan, bila nasabah ingin men-trading sendiri silakan dengan tetap di pandu si pialangnya. Atau bisa juga untuk urusan men-tradingkan ada di tangan pialang dengan tetap berkomunikasi dengan nasabah. Cuma bila nasabah men-trading sendiri resikonya otomatis sudah berada di tangan nasabah. Pialang akan dengan senang hati, karena bebannya akan berkurang apabila terjadi hal yang tidak diinginkan.

Semua proses trading dilakukan di depan layar komputer notebook atau perangkat komputer lainnya, sistem klik buy or sell. Sebenarnya tidak asal klik saja, ada analisis tertentu, agar pilihan buy or sell tidak salah dan bisa memberikan keuntungan maksimal. Hal yang terlihat mudah tetapi sebenarnya sulit, tetapi hal ini yang terkadang terlalu digampangkan saat menyampaian penawaran terhadap calon nasabah yang akhirnya terkadang membuat calon nasabah terkecoh dengan keuntungan/ profit-nya. Analis pasar dan serta dengan mengamati pergerakan pasar yang diperlukan serta intuisi si pialang. Bagi pialang yang berpengalaman hal ini sudah jelas mereka kuasai. Tetapi bagi awam hal ini hal baru, keberuntunganlah yang harus dimiliki bagi yang awam.

Secara umum, gambaran cara kerjanya seperti itu berdasarkan saya amati selama saya masih dalam lingkungan salah satu perusahaan macam ini. Memang ada hal detail lainnya, tetapi terlalu panjang diceritakan, dan yang saya sampaikan atau share adalah berdasarkan pengamatan yang terlihat. Semoga bisa menjadi sumber informasi, tetapi bukan patokan, karena seiring perkembangan waktu cara kerjanya mungkin ada modifikasi. Hanya untuk umumnya sama, mereka menjual jasa. Karena sekali lagi, bagi kita yang ingin ‘main’ dalam dunia seperti ini harus melalui perusahaan macam ini, disitulah peran perusahaan ini. Ini yang mereka (manager) katakan kala itu.

Petinggi manager itu memang bukan orang sembarangan, mereka terdaftar di lembaga BAPPEBTI, mereka punya ijin/ lisensi tertentu sebagai pialang atau semacamnya. Nama mereka bisa dicari di sana. Hanya untuk marketer  belum terdaftar, karena mereka hanya bertugas menawarkan saja. Untuk menjadi terlisensi seperti mereka ada tes khususnya, dan itu semua diatur resmi dan terdaftar.

Pengalaman saya ini hanya sebagian kecil, masih banyak pengalaman-pengalaman lainnya yang banyak di sampaikan di forum dunia maya, berikut ini saya sampaikan link terkait, anda bisa baca sendiri, bandingkan, dan resapi adakah yang salah dari sistem kerja perusahaan ini? Perusahaan ini sudah banyak membuat masalah, namun sepertinya kurang terekspos, menunggu ada korban besar dan mem-blow up di media, seperti kasus kartu kredit Citibank, pembobolan dana nasabah Citibank, kemudian pembobolan serupa yang terjadi di Bank Mega. Berhati-hatilah dari sekarang, semua sudah disampaikan, pilihan kembali lagi kepada anda. Waspada, waspadalah! Cpr.

Link Rujukan :
Forum Detik dot Com-Jangan pernah berhubungan dengan perusahaan berjangka/ futures diakses 13 Mei 2011
close

UNTUK SAAT INI, ARTIKEL BLOG AKAN DITUTUPI. SEGERA KELUAR/CLOSE TAB INI ATAU TEKAN DISINI. JIKA ANDA TETAP INGIN MEMBUKA ARTIKEL INI, SILAHKAN TEKAN TOMBOL CLOSE. DENGAN ANDA MEMBUKA ARTIKEL KEMBALI, TANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA MILIK ANDA, SAYA SUDAH PERINGATI UNTUK MENUTUP TAB INI. TERIMA KASIH. - ADMIN