Kebiasaan Belajar Matematika

Baca Juga

Kebiasaan belajar matematika adalah keteraturan berperilaku yang otomatis dalam belajar matematika yang dapat dilihat dan diukur dari keseringan atau frekwensi melakukan kegiatan yang merupakan kebiasaan-kebiasaan belajar matematika yang baik dan ditunjukkan dengan indikator-indikator berikut: a) Kebiasaan mempersiapkan diri dalam mengikuti pelajaran; b) Kebiasaan memantapkan materi pelajaran; c) Kebiasaan menghadapi tes.

Untuk demensi pelajaran di sekolah ditekankan pada kebiasaan mengikuti pelajaran, sebelum mengikuti pelajaran, selama pelajaran berlangsung dan sesudah mengikuti pelajaran. Sedangkan kebiasaan memantapkan materi pelajaran ditunjang oleh konsentrasi dalam belajar keteraturan dalam belajar, pengaturan waktu dan kunjungan ke perpustakaan untuk membaca. Serta kebiasaan menghadapi ujian perlu dikembangkan adanya sikap percaya diri dan diperlukan yang mantap.
a. Kebiasaan mempersiapkan diri dalam mengikuti pelajaran
Dalam mempersiapkan diri mengikuti pelajaran ini mencakup tiga tahapan kebiasaan belajar yaitu :
1. Kebiasaan sebelum mengikuti pelajaran
Kebiasaan ini antara lain meliputi keteraturan dalam hal membaca terlebih dahulu materi pelajaran yang telah dijadwalkan, menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman. Setidaknya sehari sebelum mengikuti pelajaran siswa diharapkan mempelajari terlebih dahulu materi pelajaran dan mengingat kembali hal-hal yang berhubungan dengan materi yang akan diajarkan. Hal ini akan memudahkan siswa memahami materi tersebut ketika dijelaskan oleh guru. Di samping itu siswa dapat mengetahui materi pelajaran yang sulit dimengerti dapat ditanyakan pada guru. Apabila keteraturan-keteraturan yang mereka lakukan ini merupakan kebiasaan yang dapat diterapkan pada siswa maka pengetahuan yang telah dimiliki siswa lebih mempermudah untuk menerima pengetahuan yang baru.

2. Kebiasaan selama pelajaran berlangsung
Kebiasaan ini antara lain meliputi keteraturan dalam hal membuat catatan untuk setiap materi pelajaran, memusatkan perhatian pada materi pelajaran yang dijelaskan dan ikut aktif dalam pelajaran. Selama pelajaran berlangsung diharapkan siswa mencatat materi pelajaran dalam garis besarnya saja. Tidak perlu mencatat seluruh materi pelajaran kata demi kata, karena akan mengganggu konsentrasi untuk memperoleh pemahaman. Perhatian yang samar-samar akan mengganggu dan akan mengacaukan penangkapan pelajaran. Perhatian akan memusat apabila siswa telah memiliki bahan apersepsi sebelumnya, ikut aktif dalam pelajaran dan mengekang diri dari kecenderungan melakukan kegiatan atau kesibukan-kesibukan lainnya yang tidak begitu perlu.

3. Kebiasaan sesudah selesai mengikuti pelajaran
Kebiasaan ini antara lain meliputi keteraturan dalam hal memahami tujuan diberikan materi pelajaran dan bertanya kepada teman bila ada hal-hal yang kurang jelas. Seringkali tujuan dirumuskan dalam tujuan umum kemudian dijabarkan ke tujuan khusus. Dari kedua tujuan itu, guru mengharapkan siswa dapat mencapai apa yang diharapkannya setelah materi diberikan. Dalam memahami tujuan materi pelajaran diterima ada kemungkinan siswa menemukan hal-hal yang kurang jelas dalam materi tersebut. Disini diharapkan siswa tidak segan-segan bertanya kepada temannya yang dianggap lebih mengerti. Apabila kedua keteraturan tersebut diterapkan siswa sehingga membentuk kebiasaan setelah menerima pelajaran, diharapkan siswa tidak mengalami kesulitan dalam melakukan kebiasaan memantapkan materi pelajaran yang akan dilakukan selanjutnya.

b. Kebiasaan memantapkan materi pelajaran
Kebiasaan memantapkan materi pelajaran ini meliputi kebiasaan belajar, konsentrasi dalam belajar, berkunjung ke perpustakaan untuk membaca dan pengaturan waktu untuk belajar. Seorang peserta didik harus secara teratur mengikuti pelajaran, mencatat pelajaran serta menyimpan dan memelihara alat-alat belajarnya. Kalau sifat keteraturan ini telah benar-benar dilakukan sehingga menjadi kebiasaan dalam belajarnya, maka keteraturan ini akan mempengaruhi pola berpikirnya. Hal ini karena hanya dengan pikiran yang teratur ilmu itu dapat dimengerti dan dikuasai.

Kedisiplinan merupakan syarat mutlak agar tercapai sifat keteraturan belajar. Seorang peserta didik akan mempunyai kebiasaan belajar yang baik apabila dia berdisiplin dalam belajar, tidak menunda-nunda dalam belajar. Konsentrasi adalah pemusatan pemikiran terhadap suatu hal dengan mengenyampingkan semua hal yang tidak berhubungan. Konsentrasi merupakan kebiasaan yang biasa dilatih. Dalam belajar matematika diperlukan intensitas konsentrasi dan ketekunan dalam memecahkan masalah. Intensitas konsentrasi dapat keberhasilan belajar. Belajar konsentrasi selama satu jam kemungkinan besar akan memberikan hasil yang baik dari pada belajar dua atau tiga jam dengan pikiran tidak mantap.

Pengaturan waktu dalam belajar matematika sangat diperlukan. Karena materi pelajaran yang dianggap sukar hendaknya dipelajari terlebih dahulu dengan waktu yang lebih banyak dibandingkan dengan materi yang dianggap lebih mudah, serta waktu belajar diselingi waktu istirahat untuk menghindari rasa bosan yang dapat menurunkan perhatian dalam belajar.
Untuk memperkaya materi pelajaran matematika yang diperoleh, peserta didik dapat mengunjungi perpustakaan sekolah untuk membaca yang ada hubungan dengan materi pelajaran matematika. Perpustakaan hanya dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada peserta didik kalau ia tahu bagaimana cara menggunakannya.

Dalam kebiasaan memantapkan materi pelajaran matematika tidak lepas dari kebiasaan menggunakan teknik pelajaran materi matematika. Karena materi matematika bersifat abstrak, hafalan dan terdiri dari konsep-konsep sehingga untuk mempelajarinya diperlukan keteraturan belajar yang berbeda. Untuk keteraturan mempelajari matematika yang bersifat abstrak (bangun ruang) dapat dilakukan dengan membuat gambar anggan-anggan atau membuat gambar nyata yang mewakili materi tersebut. Sedangkan untuk yang bersifat hafalan dengan membacanya berulang-ulang, mengelompokkan menjadi beberapa kelompok sehingga mudah dihafalkan. Selanjutnya untuk mempelajari konsep-konsep matematika dapat dilakukan dengan menuliskan definisi, ciri-cirinya dan menuliskan contoh-contohnya.

c. Kebiasaan menghadapi tes (ujian)
Pada kebiasaan ini perlu dikembangkan adanya sikap percaya pada kemampuan diri sendiri, karena itu perlu persiapan yang mantap sebelum menghadapi tes. Persiapan yang mantap ini antara lain dapat dilakukan dengan keteraturan dalam hal membagi waktu belajar menjelang tes, membuat ringkasan, mengerjakan latihan soal dan bertanya bila ada hal-hal yang tidak dimengerti.

Sikap percaya diri sendiri sangat diperlukan dalam menghadapi tes matematika karena setiap tes matematika hanya mungkin dilakukan dengan berhasil apabila siswa menyiapkan diri dengan baik. Apabila siswa sejak lama telah belajar dengan tertib, mengatur waktu dengan baik, mengikuti pelajaran, membaca buku dan menghafalkan pelajaran dengan baik maka waktu terakhir menjelang tes tinggal digunakan untuk memperdalam dan mengulang hafalan.


Dipublikasikan Oleh:
M. Asrori Ardiansyah, M.Pd
Pendidik di Malang

Sumber
: www.kabar-pendidikan.blogspot.com,
www.arminaperdana.blogspot.com http://grosirlaptop.blogspot.com
close

UNTUK SAAT INI, ARTIKEL BLOG AKAN DITUTUPI. SEGERA KELUAR/CLOSE TAB INI ATAU TEKAN DISINI. JIKA ANDA TETAP INGIN MEMBUKA ARTIKEL INI, SILAHKAN TEKAN TOMBOL CLOSE. DENGAN ANDA MEMBUKA ARTIKEL KEMBALI, TANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA MILIK ANDA, SAYA SUDAH PERINGATI UNTUK MENUTUP TAB INI. TERIMA KASIH. - ADMIN