Tujuan dan Aktivitas Belajar

Baca Juga

Secara umum, belajar dilakukan individu untuk mencapai sesuatu yang mempunyai arti baginya. Tujuan ini dapat diidentifikasi dengan terjadinya perubahan pada individu dan dapat digolongkan ke dalam tiga golongan, yaitu:
a. Pengetahuan (knowledge); dalam hal ini sifat perubahannya adalah kognitif. Perubahan yang diharapkan adalah dari tidak mengetahui menjadi mengetahui, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan sebagainya.
b. Keterampilan (skill); sifat perubahannya adalah psikomotorik. Perubahan yang diharapkan adalah dari tidak bisa membuat, melakukan, membentuk dan sebagainya berubah bisa membuat, melakukan, membentuk sesuatu, dan sebagainya.
c. Sikap (attitude); sifat perubahannya adalah afektif. Perubahan yang diharapkan adalah dari sikap negatif menjadi sikap positif, dari sikap salah menjadi sikap baik dan sebagainya.
Maka tujuan belajar bisa dikatakan mengikuti teori Benyamin S. Bloom yang harus menyentuh tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

Aktifitas-Aktifitas Belajar
Setelah kita mengetahui apa itu belajar, bentuk-bentuknya, tujuan, dan prinsip belajar, maka individu pembelajar harus mempunyai set belajar, yaitu arah atau sikap terhadap kegiatan. Artinya ketika individu itu belajar, maka ia harus mempunyai arah kegiatan untuk mempermudah dalam mencapai tujuan yang ingin dicapainya, baru kemudian melakukan aktifitas belajar.

Aktifitas belajar bermacam-macam, terdiri dari a) mendengarkan secara aktif dan bertujuan, b) meraba, membau dan mencicipi/mencecap apabila didorong oleh kebutuhan dan motivasi untuk mencapai tujuan yang berkaitan dengan perubahan tingkah laku, c) menulis atau mencatat, d) membaca, e) membuat ikhtisar atau ringkasan dan menggarisbawahi dapat membantunya mengingat atau mencari kembali materi yang diperlukan suatu saat, f) mengamati tabel-tabel, diagram-diagram dan bagan-bagan, karena terdapat tipe individu yang lebih cepat belajarnya dalam bentuk visual, g) menyusun paper atau kertas kerja, h) mengingat yang didasari dengan set belajar, i) berpikir dikatakan sebagai aktifitas belajar tertinggi, karena dengan berpikir, individu akan menemukan sesuatu yang baru, dan j) latihan dan praktek karena individu yang melaksanakan kegiatan berlatih tentunya mempunyai dorongan untuk mencapai tujuan tertentu yang dapat mengembangkan aspek yang ada dalam dirinya.

Uraian di atas menjelaskan bahwa semua itu kegiatan yang tersebut di atas bisa dikatakan sebagai aktifitas belajar, apabila didorong oleh kebutuhan dan motivasi untuk mencapai perubahan tingkah laku yang diinginkan. Dengan demikian, walaupun aktifitas belajar dilakukan tetapi tidak ada set belajar, maka tidak disebut sebagai belajar karena tidak menjadikan terjadinya perubahan tingkah laku subyeknya.


Rujukan:
1. Ahmad Thonthowi, Psikologi Pendidikan (Bandung: Angkasa, Tt), hlm. 100.
2. Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm. 124.


Dipublikasikan Oleh:
M. Asrori Ardiansyah, M.Pd
Pendidik di Malang

Sumber: www.kabar-pendidikan.blogspot.com, www.arminaperdana.blogspot.com, www.kmp-malang.com
close

UNTUK SAAT INI, ARTIKEL BLOG AKAN DITUTUPI. SEGERA KELUAR/CLOSE TAB INI ATAU TEKAN DISINI. JIKA ANDA TETAP INGIN MEMBUKA ARTIKEL INI, SILAHKAN TEKAN TOMBOL CLOSE. DENGAN ANDA MEMBUKA ARTIKEL KEMBALI, TANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA MILIK ANDA, SAYA SUDAH PERINGATI UNTUK MENUTUP TAB INI. TERIMA KASIH. - ADMIN